Just / chap 5 : The Rainman

Gambar

Pairing         : KyuMin / KyuWook / YeMin

Genre          : Angst

Length         : Chaptered

Disclaimer     : Story belong to me, KyuMin belong to their self

Summary       : Seperti hujan yang bersenyawa dengan matahari ketika membuat pelangi, tidak bisakah kita seperti mereka? Bersatu. Bersenyawa.

 

 

No bash. No copas/plagiarism. Don’t like, don’t read. Don’t be silent reader.

 

 

~Presented by@Min kecil~

Chap 5 : The Rainman

 

April 2011.

Sore ini rinai hujan turun membasahi tanah, mengalunkan simfoninya yang merindukan. Deras, seolah langit enggan untuk menghentikan kerinduan sang hujan pada tanah yang dahaga. Sungmin duduk di halte yang sepi, menunggu bus yang tidak kunjung datang. Sungmin baru saja dari toko buku dan hendak pulang, namun hujan yang tiba-tiba turun membuatnya terjebak di halte.

 

Sungmin duduk tenang, memandang tetes-tetes hujan menerpa tanah yang telah basah, satu demi satu. Sungmin termanggu memandang rinai hujan yang terus turun dengan deras. Seolah ia masih bisa melihat bayangan itu kembali hadir, bayangan dirinya dan Kyuhyun yang menari dibawah hujan dulu.

 

Shit! Kenapa kerinduan itu kembali datang dan terasa penuh? Sungmin memaki dalam hati. Sungmin memeluk tubuhnya saat udara dingin menerpanya. Dan Sungmin sedikit mengutuk, kenapa ia lupa memakai jaket atau semacamnya?

 

Seorang pria bermata kecil berlari menerobos rinai hujan untuk berteduh di halte. Ia berdiri tidak jauh dari Sungmin dan membersihkan butir-butir hujan yang menempel dirambut hitamnya. Sungmin tidak peduli, ia masih asyik memandang hujan. Entah ia sedang menikmati sensasi hujan, atau sedang bermain bersama kerinduannya?

 

Pria itu menoleh. Ia memperhatikan Sungmin yang sedang memeluk tubuhnya sendiri. Sungmin masih tidak peduli ketika pria itu beranjak mendekatinya dan duduk disampingnya.

“Apa kau kedinginan?” Sapa pria itu.

 

Sungmin menoleh. Ia sedikit terkejut mendengar sapaan pria ini dan merasa lucu. Tentu saja Sungmin sedang kedinginan. Hari sedang hujan dan hawanya menusuk hingga ke tulang.

“Kau pucat sekali” kata pria itu.

 

Lagi. Ujaran pria ini terasa aneh bagi Sungmin. Rasanya Sungmin ingin tertawa mendengarnya. Bukan hanya pucat,  Sungmin menggigil. Bahkan kulitnya sudah berkerut semua.

“Kau baik-baik saja?” tanya pria itu.

“Apa?” Sungmin bersuara.

 

Pria itu menunjuk wajah Sungmin.

“Kau sedang menangis” katanya dengan santai.

 

Sungmin menyentuh wajahnya dan sedikit tersentak. Ada air mata yang ternyata diam-diam meluncur perlahan dari sudut mata rubahnya. Sungmin segera mengusapnya dan memalingkan wajahnya, memaki dalam hati kenapa ia masih saja menangis setiap kali hujan turun.

 

“Aku tidak menangis. Percik hujan mengenai wajahku” Elak Sungmin.

“Percik hujan.” kata pria itu menganggukkan kepalanya yang besar seraya memandang hujan.

 

Hening. Sungmin dan pria itu memandang hujan tanpa suara, entah apa yang sedang mereka pikirkan. “Apa kau sedang menangis karena hujan?” pertanyaan pria itu memecah kesunyian diantara mereka.

“Sudah kubilang, aku tidak menangis. Ini karena percik hujan” kata Sungmin.

 

Pria tampan bermata kecil itu melirik saat Sungmin memeluk tubuhnya semakin erat karena hawa dingin. Tubuh itu semakin menggigil. “Ah, andai aku bisa menghentikan hujan untukmu” ujarnya seraya memandang hujan.

 

Sungmin menoleh.

“Oh, tidak. Jangan. Kau tak perlu repot-repot. Aku sangat menyukai hujan. Sangat suka” Katanya cepat dan menyakinkan.

 

Sungmin berpikir, pria ini tidak perlu melakukan hal konyol itu untuknya. Itu mustahil.

“Tapi kau pucat. Lihat dirimu, kau semakin gemetaran” Kata pria itu memandang Sungmin.

 

Sungmin mengernyit memandang pria ini. Pria ini terlalu yakin, membuat Sungmin penasaran. Apa dia bisa? Tidak mungkin kan dia melakukan tarian penangkal hujan ditengah jalan? Mustahil.

 

“Sudahlah. Ini hanya sensasi hujan. Memang seperti ini kan bila hujan turun.” Kata Sungmin.

 

Seketika pria tampan bermata kecil itu tergelak. Sungmin memandangnya dengan sedikit heran, apanya yang lucu hingga dia tertawa seperti itu? Sungmin sedang tidak melucu, ia sedang menggigil saat ini.

 

Pria bermata kecil itu melepas sweater berwarna baby blue yang dia kenakan.

“Ini, kupinjamkan untukmu. Memang tidak begitu tebal, tapi kurasa cukup untuk menghangatkan tubuhmu” Katanya.

 

Tanpa mengenal lebih dalam, pria itu malah berbaik hati meminjamkan sweater itu pada Sungmin. “Kau boleh menyimpannya jika kau suka” Kata pria itu lagi.

 

Pria itu memandang jam tangannya sesaat.

“Aissh..aku terlambat,” Katanya. “Sampai jumpa lagi.” katanya pada Sungmin.

 

Kemudian pria itu beranjak pergi, berlari menerobos rinai hujan sore itu. Meninggalkan Sungmin dengan tanda tanya. 15 menit kemudian akhirnya bus datang. Pintu bus terbuka perlahan dan Sungmin segera naik. Sungmin berjalan ke belakang dan menghempaskan tubuhnya dideretan kursi belakang yang kosong. Perlahan bus mulai melaju dengan tenang.

 

Sungmin menggerakkan jarinya, menarik garis-garis abstrak dari percik hujan dibalik kaca jendela. Tubuh Sungmin kini tidak lagi menggigil karena sweater baby blue yang kini menghangatkan tubuhnya. Sungmin menghentikan jarinya dan memandang keluar. Ia berpikir, sungguh pertemuan yang aneh. Percakapan dibawah hujan dengan sang lelaki hujan. Tanpa sadar Sungmin tersenyum kecil.

 

????

 

Mei 2011.

 

Sungmin’s apartement, 23.00 PM.

Trrt…trrt…trrt…

Sungmin mengulurkan tangannya, meraba mencari ponselnya yang bergetar diatas meja samping ranjangnya. Tidak lama tangannya menemukan benda mungil yang terus bergetar itu. Dengan masih terpejam Sungmin menjawab telepon itu.

 

“Yoboseo?”

“Sungmin ah…”

 

Suara diujung telepon terdengar seperti terdesak. Sungmin memandang layar ponselnya sesaat, kemudian menempelkan ponselnya kembali ke telinganya.

 

“Teuki hyung? mworago?”

“Maaf menghubungimu selarut ini. Tapi Sungmin ah, bisakah kau ke rumah sakit sekarang?”

 

????

Seoul Hospital, 00.00 PM

 

Sungmin berjalan mengikuti Leeteuk menyusuri lorong rumah sakit yang tenang.

“Maaf Sungmin ah. Seharusnya kau libur, tapi aku malah menyuruhmu datang ke rumah sakit selarut ini” kata Leeteuk.

 

“Tidak apa hyung. Aku senang jika bisa membantu,” kata Sungmin tersenyum. “Jadi, akhirnya kau memutuskan untuk mengoperasi Kimi? Selarut ini?.”

 

“Bukankah kau yang bilang, masih ada sisa 1% berhasil dalam operasi ini? Kondisi Kimi semakin mengkhawatirkan. Sebelum yang terburuk terjadi, aku harus melakukan sesuatu. Bukankah itu pekerjaan kita sebagai dokter?” Jawab Leeteuk.

 

Sungmin terkekeh mendengar penuturan seniornya.

“Kau memang paling pandai bicara hyung” katanya.

“Lagipula, mungkin ini akan menjadi operasiku yang terakhir” Kata Leeteuk.

 

Sungmin terdiam sesaat dan tersenyum.

“Terakhir…sebelum Kangin hyung membawamu pergi, huh?” Katanya dengan nada bercanda.

“Karena itu, aku membutuhkanmu di operasi ini Sungmin ah.” kata Leeteuk dengan tersenyum.

 

Leeteuk dan Sungmin beranjak masuk ke dalam ruang operasi. Dua orang perawat membantu mereka memakai pakaian khusus. Di dalam ruangan operasi semua sudah dipersiapkan. Semua peralatan yang dibutuhkan. Beberapa perawat dan staff khusus. Dan ditengah ranjang tubuh mungil Kimi terbaring lemah, tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.

 

“Semua sudah siap dokter.” Kata seorang perawat pada Leeteuk.

 

Leeteuk memandang pasiennya sesaat, kemudian menoleh pada Sungmin. Sungmin tahu, seniornya itu merasa sedikit gelisah dan cemas. Bagaimanapun operasi ini beresiko. Sungmin menganggukkan kepalanya pada Leeteuk. Leeteuk kembali memandang pasiennya dan menarik nafas sesaat.

 

“Ayo kita lakukan.” Kata Leeteuk.

 

????

 

“Dokter malaikat. Dokter malaikat.”

 

Leeteuk menoleh memandang seorang gadis kecil berusia 7 tahun sedang berlari ke arahnya. Perban melilit kepalanya, menutupi bekas operasi. Gadis kecil itu adalah Kimi, pasien kecilnya. Setelah hampir 4 jam akhirnya operasi itu berakhir dengan lancar. Saat itu Leeteuk melepas maskernya dan menghela nafas lega, bersyukur ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Tidak lupa Leeteuk juga berterima kasih pada Sungmin.

 

“Dokter malaikat~” Kata Kimi setelah kakinya berhenti didepan Leeteuk.

 

Leeteuk terkekeh mendengar panggilan itu. Hanya Kimi yang memanggilnya dengan sebutan itu karena katanya Leeteuk mirip dengan mailakat. Leeteuk tersenyum dan berjongkok di depan Kimi.

“Dokter malaikat, ini” kata Kimi memberikan sesuatu pada Leeteuk.

“Apa?” Tanya Leeteuk.

 

“Ini, aku membuat origami bangau untuk dokter” Jawab gadis kecil itu seraya memberikan sebuah origami berbentuk bangau pada Leeteuk.

 

Leeteuk menerimanya dan tersenyum.

“Terima kasih. Bagaimana jika kita ke taman belakang? Kimi mau?” tanya Leeteuk.

 

Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya dengan senang. Leeteuk berdiri dan menggandeng tangan mungil Kimi. Mereka berjalan menuju taman belakang yang berada di belakang gedung rumah sakit ini.

 

“Kimi ah, kau membuat origami cukup banyak. Apa kau suka dengan origami?” Tanya Leeteuk.

 

Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya.

“Siapa yang mengajarimu?.” Tanya Leeteuk lagi.

“Appa” Jawab Kimi.

“Appa’mu?” Kata Leeteuk.

 

Kembali gadis kecil itu menganggukkan kepalanya.

“Appa selalu mengajariku setiap kali dia datang mengunjungiku,” Katanya. “Dokter malaikat, aku ingin membuat 1000 origami bangau.”

 

“1000? Kenapa kau ingin membuat sebanyak itu?” tanya Leeteuk menoleh memandang gadis kecil yang sedang digandengnya.

 

“Kata appa, kalau kita membuat 1000 origami berbentuk bangau, 1 permintaan kita akan terkabul. Aku ingin membuatnya untuk appa dan juga untuk dokter” Jawab Kimi dengan tersenyum senang.

 

“Untukku? kenapa?” kata Leeteuk.

 

“Akhir-akhir ini dokter malaikat kelihatan bingung. Aku harap, jika aku membuat 1000 origami bangau untuk dokter malaikat, semoga masalah dokter malaikat cepat terselesaikan. Juga untuk appa. Aku harap appa bisa bahagia. Kasihan appa sendirian terus” Celoteh Kimi.

 

Leeteuk tercengang mendengar penuturan gadis kecil ini. Gadis kecil ini berharap masalahnya cepat selesai? Jika saja Kimi tahu, bahwa yang membuatnya bingung adalah dirinya. Kondisi gadis kecil ini yang membuatnya bingung. Leeteuk tersenyum, ia merasa terharu dan senang.

 

“Terima kasih Kimi. Kau sangat baik. Tapi bukankah itu artinya kau harus membuat 2000 origami bangau?” Kata leeteuk.

 

Gadis kecil itu terkejut memandang Leeteuk.

“2000? Aah…itu banyak sekali yah.” katanya dengan raut wajah bingung.

 

Leeteuk hanya terkekeh melihat kepolosan gadis kecil ini. Setelah melewati lorong terakhir mereka sampai ditaman belakang. Dedaunan, pepohonan dan bunga-bunga menari perlahan karena tiupan semilir angin. Such beautiful day.

 

Kimi tersenyum melihat seseorang yang sedang duduk sendirian di kursi taman, menikmati hangatnya semilir angin musim semi. Pria bermata kecil itu adalah orang yang selalu mengajarinya cara membuat origami. Kimi melepas tangannya dari Leeteuk dan berlari dengan senang mendekati pria tersebut.

 

“Appa” panggilnya.

 

Pria itu menoleh dan segera berdiri saat mendapati gadis kecilnya berlari memeluknya. Ia tersenyum dan membelai gadis kecilnya dengan sayang, kemudian mengangkat kepalanya memandang Leeteuk.

“Apa kabar Yesung ssi?” Sapa Leeteuk dengan tersenyum sopan.

 

t.b.c

20 pemikiran pada “Just / chap 5 : The Rainman

  1. Yesung dateng !! 😀
    yeay ! Kpan dia bisa ktemu ama sungmin lagi ??
    Tp ini ntar ending.a bkalan yemin , kyuwook ato sebalik.a ??
    Mohon asap ne ? Author ssi . .

    Keep writing ! 😀
    HWAITING !!
    \(^_^)9

  2. trnyta itu anak.a yesung ..
    yeah ~ ming sm yeye aja lah #plak #ditabok Kyu
    ow ya ~ bkn.a kimi dioperasi 4jam yg lalu ,, tapi ko dia udah bisa jalan aja sih .. hohoho ~ ajaib

    kemana Kyuwook itu,, gag ada kabar.a LOL

  3. Wowowoowow, daebak ! Bagus cekali ceritanyaaaaa, aaaaaah penasaran kelanjutannya. Tpi semoga endingnya kyumin aaaaah ga tahan kalau kyu sama ming harus berpisah selama2nya

  4. kyyuuuu!!!!teganya dirimu….!!!kau pasti menyesal kyu!!!!min kecil jago banget nih bikin angst nya!!!btw,,apakah berakhir dg YeMin?aaahhh,,,aku berharap Happy Ending KyuMin!!!:-) dengan menyiksa kyu terlebih dahule….keke…~~~

  5. Yesuung.. Welome..
    Semoga Yeppa bisa menadi penawar ampuh bagi luka Ming. *apasih*

    Kimi ntu anaknya Yeppa toh *angguk2*

    Update asap pliss..
    aku tunggu sekalii..

  6. wlpn awalny angst tetep pgn akhrny kyumin happyend…
    Tp harus bkin
    Kyu tersiksa sperti yg dirasain ming dlu Kkkkkk

    Dilanjut dong ini ffny 🙂

  7. kirain kimi itu anaknya kyuwook…
    para penghianat itu kmn nie…
    endingnya harus kyumin tp kyunya dibikin sakit hati dlu

  8. Wah ada Yesung muncul,,senangnya… Ada harapan Ming ga kesepian lg dan bisa sdkt melupakan Kyu 🙂

    Min ini ff kpn mau dilanjut??
    Jgn sampai discontinue ya..
    Lanjut trs sampai ending…
    Hwaiting!!!
    ^______^*

  9. Iya bener, kmana KyuWook? Bru sadar dari chap satu sampe chap ini ceritanya dari sudut pandang min semua..
    Kok pnjelasan knapa Kyu ninggalin min gak ada?>< apa emank kyumin gak bersatu?

  10. Kimi anak Yesung?
    Sama siapa? Apa sama Ryeowook?
    Kyu Wook mana yaa? -_-
    Bgus aja sih ilang biar Ming ga sakit mulu liat kemesraan mereka. Tapi kalo bneran ilang ntar Happy End nya YeMing KyuWook?
    Kagak mau u,u
    Oke, lanjut dong~
    Diliat ini epep udh lama bnget yaa terakhir update nya ==

  11. yesung appa kimi
    disini ada slight pair yemin ya
    mudah2n yesung bisa bikin min ceria lagi
    liat min sendiri terus
    engga tegaaaa
    ff ini belum dilanjut lagi yaaaaa
    penasaran mau baca lanjutannya gimana
    lanjut lagi donk author-shi
    semangat

  12. Eh eh ehhhh yesung dateng juga akhirnyaaaaa ><
    Hahaha lucu ih yang di halteeee XD
    Ternyata yesung bapaknya kimi yaaaah ❤
    Okeee min kecil ditunggu kelanjutan ff ini yaaah , pengen liat sungmin bahagia soalnya :')

Tinggalkan Balasan ke Lu'iL Batalkan balasan