Arabella

o0500060010837297270

Pairing : KyuMin || Other cast : Min Sae, Min Yoo || Genre : Horror || Length : One Shot || Warning : BL, shounen-ai, m-preg || Disclaimer : Dari sebuah urban legend yang pernah aku baca di internet. Urban legend itu tidak terlalu terkenal tapi cukup menyeramkan bagiku. Jadi aku mencoba membuat cerita berdasarkan urban legend tersebut || Summary : Sungmin mendapatkan sebuah boneka Perancis dari neneknya. Boneka Perancis yang sudah berumur puluhan tahun itu bernama Arabella. Namun Sungmin tidak menyukai boneka itu. Ada sesuatu dari boneka itu yang membuatnya merasa takut. Sungmin meminta Kyuhyun untuk membuang boneka itu, namun Kyuhyun melarangnya dan menyarankan untuk menyimpan saja boneka itu di ruang bawah tanah. Namun ternyata boneka itu bukan sekedar boneka biasa.

No bash. No copas/plagiarism. Don’t like, don’t read. Don’t be silent reader.

~Presented by@Min kecil~

Rumah nomor 13 itu terletak di ujung gang. Sebuah rumah besar yang memiliki dua lantai, loteng dan ruang bawah tanah, juga sebuah halaman yang luas. Bergaya victoria klasik dengan keindahan yang tetap terjaga dengan baik. Keindahan yang telah melewati masa demi masa. Keindahan yang terkesan kuno dan kelabu bagi Sungmin. Namun suaminya, Kyuhyun, jatuh cinta ketika pertama kali melihat rumah itu dan memutuskan untuk membelinya, sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang kedua katanya. Dan Sungmin tidak bisa menolaknya, ia cukup menyukai rumah itu meski baginya rumah itu terlalu besar untuk keluarga kecilnya.

Di pagi hari pertama setelah kepindahan mereka rumah baru mereka masih berantakan, masih banyak kotak-kotak kardus yang belum dibuka. Dengan banyaknya barang yang masih tersembunyi di dalam kotak-kotak kardus membuat Sungmin cukup kesulitan ketika ingin membuat sarapan. Ia harus membongkar kotak-kotak kardus itu satu-persatu hanya untuk sekedar mencari wajan. Ketika akhirnya ia membuka kotak kardus yang tepat dan berhasil menemukan wajan yang dicarinya, ia menghela napas pelan melihat kekacauan kecil yang dibuatnya. Pasti akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk merapikan semua barang-barang itu, pikirnya lelah. Untunglah ini hari minggu jadi Kyuhyun bisa membantunya membereskan semua barang-barang ini.

Setelah membereskan kekacauan kecil yang dibuatnya dan berniat untuk merapikan semua barang-barang itu nanti, Sungmin beranjak ke dapur dengan membawa wajan yang sejak tadi dicarinya. Di dekat meja makan, dua bayi kembarnya duduk dengan tenang di dalam kursi bayi mereka, asyik bermain dan menggigiti mainan mereka. Min Sae, bayi perempuan yang cantik yang menurut Kyuhyun sangat mirip dengan dirinya meski ibu Kyuhyun mengatakan bayi cantik itu lebih mirip dengan Sungmin dibandingkan dengan Kyuhyun. Lalu Min Yoo, bayi laki-laki yang tampan yang menurut orang-orang lebih mirip dengan Kyuhyun, meski Kyuhyun hanya akan selalu tersenyum mendengarnya dan dengan keras kepala mengatakan bahwa bayi perempuan mereka lebih mirip dirinya dibandingkan dengan bayi laki-laki mereka.

Dan jika Kyuhyun sudah berkata seperti itu Sungmin hanya bisa menghela napas dan berkata sambil tersenyum, “Maaf, suami bodohku terlalu menyukai bayi perempuan kami. Tetapi dia juga menyukai bayi laki-laki kami kok. Dia sangat menyayangi bayi kembar kami.” Dan dengan itu Kyuhyun akan tersenyum lebar.

“Nyaa nyaa nyaa…” Min Sae berceloteh sambil asyik memukul-mukulkan mainannya pada permukaan meja kecilnya. Di sampingnya, adik kembarnya asyik memperhatikannya sambil memasukkan mainannya ke dalam mulut kecilnya.

Sungmin hanya tersenyum melihat tingkah bayi kembarnya. Setelah memastikan bayi kembarnya tetap sibuk dengan mainan dan dunia mereka sendiri maka Sungmin mulai sibuk membuat sarapan. Tidak lama kemudian Kyuhyun muncul di ambang pintu dapur. Ia mendekati Sungmin yang sedang sibuk memasak, lalu memeluknya dari belakang.

“Pagi, Sayang.” Katanya.

Sungmin hanya tersenyum. Ia menoleh sejenak pada Kyuhyun dan memberinya kecupan selamat pagi yang lembut di bibir Kyuhyun sebelum kemudian ia kembali sibuk dengan masakannya. Kyuhyun melepaskan pelukannya dan beranjak menghampiri bayi kembarnya, yang segera disambut pekikkan senang Min Sae dan Min Yoo di kursi bayi mereka. Ketika Sungmin menghidangkan sarapan di meja makan ia tidak bisa menahan senyumnya saat melihat Kyuhyun yang sedang sibuk bercanda dengan dua bayi kembar mereka. Terlihat sekali pria tampan itu begitu menyayangi bayi-bayi mereka.

~+~+~+~

Seusai sarapan Kyuhyun dan Sungmin mulai membuka kotak-kotak kardus yang belum sempat dibuka dan kembali merapikan rumah baru mereka. Sesekali Sungmin memeriksa bayi kembarnya yang sedang sibuk bermain sendiri di area bermain khusus yang sengaja dibuat oleh Kyuhyun di ruang TV. Ketika Kyuhyun membuka salah satu kotak kardus ia menemukan sebuah boneka Perancis yang nampak sudah tua, mungkin sudah berusia puluhan tahun. Rambut boneka itu berwarna cokelat dan terurai panjang ikal, dengan mata hitam yang terlihat seakan memelototi siapapun yang melihatnya, dan mengenakan gaun berwarna biru yang terkesan kuno.

“Sayang, kemarilah.” Panggil Kyuhyun.

Sungmin yang sedang merapikan koleksi buku-bukunya di rak segera beranjak menghampiri Kyuhyun. Kyuhyun menunjukkan boneka Perancis ditangannya pada ‘istrinya’. “Bukankah ini milikmu?” tanyanya.

Sungmin mengambil boneka Perancis itu dari tangan Kyuhyun dan nampak sedikit terkejut ketika memperhatikan boneka tua itu. Lalu perasaan aneh itu kembali muncul. Setiap kali ia melihat boneka Perancis itu, suatu perasaan yang aneh selalu saja muncul di dalam diri Sungmin.

“Dimana kau menemukannya?” tanya Sungmin, menoleh pada Kyuhyun.

“Di dalam kotak kardus ini, tertimbun beberapa pajangan yang ada di dalam kotak ini.” Jawab Kyuhyun seraya menunjuk kotak kardus yang baru saja dibukanya.

Sungmin pikir ia telah meninggalkan boneka Perancis tua itu di rumah lama mereka, ia telah sengaja meninggalkannya disana. Namun kini boneka tua itu telah berada di rumahnya lagi, di dalam salah satu kotak-kotak kardusnya. Lalu Sungmin mendesah ketika teringat bahwa ketika mereka sedang membereskan barang-barang saat hendak pindah dari rumah lama mereka, ibunya datang dan ikut membantu mereka memasukan barang-barang ke dalam kotak-kotak kardus.

“Ini pasti ulah ibu. Pasti ibu yang memasukkan boneka ini ke dalam kotak kardus ini ketika kita sedang sibuk membereskan barang-barang saat pindahan rumah.” Sungmin menggerutu kesal.

“Kenapa? Apa kau sengaja meninggalkan boneka ini dirumah lama kita?” tanya Kyuhyun.

“Ya, aku sengaja meninggalkannya.” Jawab Sungmin, merengut kesal.

“Bukankah boneka ini pemberian nenekmu? Ini juga termasuk benda berharga, bukan? Nenek dan Ibumu pasti ingin kau menyimpannya dengan baik.” Kata Kyuhyun, mengambil boneka tua itu dari tangan Sungmin dan memperhatikannya sejenak dengan lucu. Baginya, boneka ini nampak biasa saja tapi pasti memiliki nilai sejarah yang tinggi hingga membuat nenek dan Ibu Sungmin ingin Sungmin menyimpan boneka tua ini dengan baik.

Sungmin mendengus.
“Tapi aku tidak menyukainya. Setiap kali melihat boneka itu aku selalu merasa…aneh.” Katanya seraya mengernyit tidak suka.

Kyuhyun mengangkat satu alisnya dan memandang Sungmin.
“Hm? Aneh bagaimana?” tanyanya.

Sungmin menggelengkan kepalanya dengan ragu.
“Entahlah. Hanya…seperti ada sesuatu yang aneh dengan benda itu. Mata hitamnya menakutkan, seolah mengikuti kemana pun aku pergi.”

Kyuhyun terkekeh kecil dan mengacak-acak lembut rambut hitam Sungmin.
“Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Sayang,” katanya, lalu menunjukkan boneka tua ditangannya itu pada ‘istrinya’ dan melanjutkan, “Lihat, ini hanya sebuah boneka biasa. Boneka ini tidak terlalu buruk. Kurasa kita bisa memberikannya pada Min Sae. Putri kita pasti akan menyukainya.”

“Apa? Oh, tidak. Tidak,” Sungmin menolak usul Kyuhyun dengan cepat. Ia menggelengkan kepalanya dengan keras, seolah kepalanya hendak lepas. “Aku tidak mau putri kita memiliki boneka itu. Kita bisa membelikannya boneka yang lain. Boneka apapun, asalkan bukan boneka tua aneh itu! Buang boneka itu, Kyu!”

Kyuhyun sedikit terkejut dengan penolakan keras Sungmin. Ia meletakkan boneka tua itu di atas meja dan meraih Sungmin ke pelukannya, memeluknya dengan lembut untuk menenangkannya. “Okay, okay. Aku tidak akan memberikan boneka tua ini pada Min Sae. Tapi kita tidak mungkin membuangnya. Jika Ibumu tahu dia pasti akan sangat marah.” katanya.

Sungmin hanya diam dan menundukkan kepalanya, membenarkan perkataan Kyuhyun di dalam kepalanya. Ia tidak mau membuat Ibunya marah dan kecewa padanya. Maka dengan berat hati ia pun setuju ketika Kyuhyun mengusulkan untuk meletakkan boneka tua itu di rak, sebagai pajangan di ruang TV.

“Oya, Sayang, siapa nama boneka ini?” tanya Kyuhyun setelah ia meletakkan boneka Perancis bergaun biru itu di rak paling atas di ruang TV.

“Arabella…” jawab Sungmin lirih. Dan setiap kali Sungmin melihat ke arah boneka Perancis bergaun biru itu, perasaan aneh itu selalu saja muncul.

~+~+~+~

Beberapa hari kemudian…

Sungmin menjalani aktivitasnya seperti biasanya. Setelah mengantar Kyuhyun yang berangkat kerja hingga ke pintu depan, Sungmin mulai mengurus dua bayi kembarnya. Bermain bersama mereka sejenak, lalu ia mulai membereskan rumah sementara bayi-bayi kembarnya sedang sibuk bermain sendiri di area bermain khusus di depan ruang TV. Saat Sungmin sedang membersihkan ruang kerja Kyuhyun ia melihat beberapa buku jatuh berantakan di lantai. Sungmin pikir mungkin semalam Kyuhyun menjatuhkan beberapa buku saat sedang mencari sebuah buku dan lupa untuk merapikannya kembali. Maka Sungmin pun segera merapikan buku-buku itu dan mengembalikannya ke dalam rak.

Setelah selesai membersihkan ruang kerja Kyuhyun, Sungmin pun beranjak pergi. Namun baru saja ia menutup pintu ruang kerja Kyuhyun dan hendak melangkah tiba-tiba terdengar suara yang keras, seperti suara barang-barang yang jatuh.

BRUUKK!! BRUUKK!! PRAANGG!!

Sungmin nyaris terlonjak kaget mendengarnya. Segera ia membuka pintu ruang kerja Kyuhyun dan berlari masuk, mencari asal suara nyaring tadi. Rupanya sebagian buku dari rak buku Kyuhyun berjatuhan ke lantai dan sebuah vas bunga di meja kerja Kyuhyun telah pecah di lantai.

“Ya Tuhan,” Kata Sungmin terkejut melihat kekacauan itu. “Apakah barusan ada gempa?”

Tapi Sungmin merasa yakin ia tidak merasakan adanya gempa barusan. Benda-benda itu berjatuhan ke lantai seolah ada seseorang atau sesuatu yang sengaja menjatuhkannya ke lantai. Mungkinkah pencuri?

Dengan segera Sungmin memeriksa seluruh ruangan, namun ia tidak menemukan siapapun. Teringat dengan bayi kembarnya di ruang TV ia segera berlari keluar ruangan. Lalu mendesah lega ketika melihat bayi-bayi kembarnya masih ada di ruang bermain khusus mereka, asyik bermain bersama. Saat ia kembali berpikir tentang peristiwa di ruang kerja Kyuhyun tadi Sungmin menjadi bingung. Ia merasa sangat yakin bahwa tadi tidak ada gempa, juga tidak ada pencuri. Lalu apa yang terjadi tadi?

~+~+~+~

Malam harinya, ketika hendak tidur Sungmin menceritakan pada Kyuhyun kejadian siang tadi di ruang kerjanya. Namun Kyuhyun nampak tidak terlalu mempercayai cerita ‘istrinya’, ia terlalu lelah untuk sebuah cerita supranatural.

“Mungkin itu karena angin.” Kata Kyuhyun acuh sambil memeluk pinggang Sungmin yang berbaring di sampingnya.

“Tapi Kyu, aku tidak membuka jendelanya. Angin macam apa yang tiba-tiba muncul di dalam ruangan dan menjatuhkan buku-buku dan vas bunga?” Sahut Sungmin.

“Aku tidak tahu. Angin tornado mungkin.” Timpal Kyuhyun acuh seraya memejamkan matanya.

Sungmin mendengus kesal karena ‘suaminya’ tidak menanggapi serius ceritanya. Lalu ia mendesah pelan dan berpikir. Ia merasa sangat yakin bahwa tidak ada gempa, angin ataupun pencuri di ruangan kerja Kyuhyun siang tadi. Lalu apa yang membuat buku-buku dan vas bunga itu tiba-tiba terjatuh dengan suara yang nyaring?

“Jangan berpikir lagi. Tidurlah.” Bisik Kyuhyun ditelinga Sungmin.

Sungmin melirik ‘suaminya’ dan teringat sesuatu.
“Oya, Kyu, apa kemarin malam kau pergi ke ruang kerjamu dan lupa merapikan buku-bukumu?” tanyanya.

Sejenak Kyuhyun membuka matanya dan memandang Sungmin.
“Huh? Tidak. Aku pulang telat karena lembur dan aku langsung tidur begitu sampai rumah. Kau lupa?” jawabnya seraya memejamkan matanya lagi.

“Eh?” Sungmin mengerjap sesaat, lalu baru teringat bahwa yang dikatakan oleh Kyuhyun tadi memang benar. Kemarin malam ‘suaminya’ baru pulang pukul 11 malam dan langsung tidur karena lelah. Kalau begitu, siapa yang menjatuhkan buku-buku di ruang kerja Kyuhyun kemarin malam?

Sungmin tersadar dari pikirannya ketika Kyuhyun memperat pelukannya.
“Jangan berpikir lagi. Cepat tidur.” Bisik Kyuhyun.

Maka Sungmin pun memejamkan matanya dan berusaha tidur dalam pelukan Kyuhyun yang hangat, melupakan semua hal aneh siang tadi. Namun pagi harinya, ketika Sungmin bangun tidur dan beranjak turun ke lantai satu, lagi-lagi ia menemukan barang-barang yang jatuh dari tempatnya. Kali ini buku-buku Sungmin dan beberapa pajangan di rak di ruang TV jatuh berserakan di lantai. Dan hanya ada satu benda yang tetap berada di tempatnya, duduk dengan tenang di rak paling atas. Arabella. Sungmin memandang boneka Perancis bergaun biru itu dengan perasaan aneh yang selalu muncul di dalam dirinya setiap kali ia melihat boneka tua itu. Kian lama perasaan aneh itu terasa kian besar, membuatnya tidak ingin berlama-lama bertatapan dengan boneka tua itu.

Ketika Sungmin sedang membereskan semua kekacauan itu, Kyuhyun muncul di tangga dengan membawa Min Sae dan Min Yoo yang sedang menangis di gendongannya. Ia beranjak ke ruang TV dan sejenak memperhatikan kekacauan yang sedang berusaha dibereskan oleh Sungmin.

“Apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun.

“Angin tornado, mungkin.” Jawab Sungmin, setengah bercanda setengah serius.

“Huh?” dan Kyuhyun hanya memandang ‘istrinya’ tidak mengerti.

~+~+~+~

Setelah Kyuhyun berangkat kerja Sungmin mulai mengerjakan tugas-tugas rumahnya, mengurus bayi kembarnya dan membersihkan rumah. Setelah dua tugas itu selesai Sungmin baru memiliki waktu untuk mulai mengerjakan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sebagai seorang composer dan penulis lagu Sungmin memiliki tugas untuk membuat sebuah lagu. Sementara bayi kembarnya sedang asyik bermain di ruang bermain khusus di ruang TV, Sungmin sedang sibuk di depan piano dan komputernya di ruangannya yang tidak terlalu jauh dari ruang TV. Radio transmitter kecil terletak di dekat komputer. Melalui radio transmitter itu Sungmin memantau bayi kembarnya. Jika dari radio kecil itu sudah tidak terdengar suara lagi Sungmin beralih ke kamera yang dipasang di sudut-sudut rumahnya. Lalu ia tersenyum ketika melihat ke layar monitor komputernya yang menampilkan Min Sae dan Min Yoo telah tertidur lelap di ruang khusus mereka. Sepertinya mereka telah lelah bermain.

Sungmin kembali berkutat dengan pekerjaannya, mencari nada-nada yang tepat untuk lagu baru buatannya. Namun perhatiannya teralih ketika mendengar suara dari radio transmitter-nya. Ia mengambil radio kecil itu dan menempelkannya ke telinganya. Terdengar sebuah suara kecil, seperti suara anak perempuan yang sedang bergumam. Sungmin mengira Min Sae telah terbangun dan memanggilnya. Tapi bayinya baru berumur lima bulan dan belum lancar bicara. Lalu siapa yang sedang bicara di radio transmitter ini?

“….ayo…ain….ku…min…”

Sungmin mengernyit. Ia memperkeras volume suaranya dan kembali menempelkan radio kecil itu di telinganya. Kian lama suara gumaman itu terdengar semakin jelas. Dan Sungmin semakin yakin bukan bayi perempuannya yang sedang berbicara.

“…ayo…bermain…denganku…Sungmin…”

Sungmin semakin mengernyit tidak mengerti. Sejenak suara itu kembali terdengar tidak jelas. Sungmin kembali memperkeras volume suaranya sambil menempelkan radio kecil itu di telinganya. Namun tiba-tiba suara itu berteriak dengan keras dan sangat jelas di telinganya.

“AYO BERMAIN DENGANKU, SUNGMIN!!!”

Sungmin terlonjak kaget dan refleks segera melempar radio kecil itu ke atas meja. Lalu suara anak perempuan itu menghilang, berganti dengan suara tangis bayi kembarnya. Segera Sungmin berlari keluar ruangannya menuju ruang TV. Di ruangan bermain khusus, Min Sae dan Min Yoo telah terbangun dan sedang menangis keras. Nampaknya sesuatu membuat mereka terkejut dan terbangun. Sungmin segera menggendong bayi kembarnya dan berusaha menenangkan mereka seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dengan takut. Tidak ada siapapun selain mereka. Namun di sudut ruangan ia melihat radio transmitter lainnya tergeletak di lantai bersama Arabella, boneka Perancis bergaun biru yang Sungmin benci.

Sungmin tertegun melihatnya. Seingatnya ia meletakkan radio transmitter itu di atas meja di dalam ruang bermain khusus bayinya, dan boneka Perancis bergaun biru itu seharusnya berada di rak paling atas di dekat TV. Tapi kenapa radio transmitter dan boneka tua itu bisa ada di sudut ruangan?

“Ya Tuhan. Bagaimana bisa…?” Sungmin bergumam ketakutan. Perasaan aneh itu kembali muncul di dalam diri Sungmin dan terasa kian pekat.

Lalu sambil menggendong bayi kembarnya yang masih terus menangis ia berlari ke kamarnya di lantai dua. Ia meletakkan bayi kembarnya di atas ranjang dan sejenak berusaha menenangkan mereka dengan gusar. Ketika akhirnya Min Sae dan Min Yoo berhenti menangis, Sungmin mengambil ponsel di saku celananya dan dengan gusar menghubungi Kyuhyun, menyuruh ‘suaminya’ untuk pulang secepatnya.

~+~+~+~

“Kau menyuruhku pulang cepat dari kantor hanya untuk cerita tidak masuk akal ini?” Kyuhyun berkata dengan nada tidak percaya setelah Sungmin mengakhiri cerita anehnya tentang suara aneh di radio transmitter-nya dan boneka Arabella yang tergeletak di lantai, jauh dari rak di dekat TV tempat seharusnya boneka itu berada.

“Tapi aku tidak bohong, Kyu! Aku benar-benar mendengar suara itu dari radio transmitter bayi. Suara anak perempuan.” Sahut Sungmin ketakutan.

Kyuhyun mendengus tidak percaya.
“Dengar, Sayang, Arabella cuma sebuah boneka tua. Tidak mungkin dia bisa berjalan dan berbicara melalui radio transmitter bayi. Mungkin kau terlalu lelah hingga salah dengar, Sayang.” Katanya.

Sungmin merengut kesal. Ketidakpercayaan Kyuhyun membuatnya merasa semakin gusar.
“Demi Tuhan, Kyu, aku benar-benar mendengarnya, Suara itu berteriak dengan keras sekali. Min Sae dan Min Yoo pun sampai terbangun dan menangis.” Katanya, namun Kyuhyun hanya memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Maka ia melanjutkan, “Baiklah, mungkin aku memang salah dengar. Tetapi bagaimana dengan boneka tua itu? Bagaimana boneka tua itu bisa berada di sudut ruangan, sementara tidak satupun dari kita yang pernah memindahkannya dari rak? Bagaimana, huh?”

Kyuhyun menghela napas dan memijat pangkal hidungnya. Ia masih lelah karena bekerja dan tidak ingin berdebat dengan ‘istrinya’ tentang hal-hal supranatural yang tidak pernah ia percayai. “Pasti ada penjelasan untuk itu. Mungkin aku atau kau lupa meletakkannya dan menjatuhkannya di lantai,” Katanya, mencoba mencari alasan. “Mungkin….”

“Menjatuhkannya di sudut ruangannya? Oh, yang benar saja,” kata Sungmin, memutar kedua bola matanya tidak percaya. “Pasti ada sesuatu dengan boneka itu. Buang boneka itu, Kyu. Aku mohon, kau buang boneka itu jauh-jauh.”

Kyuhyun kembali menghela napas dan terdiam sejenak. Ia meraih kedua tangan Sungmin, menggenggamnya dengan erat dan memandang pemuda manis itu sambil berkata dengan nada melembut, “Kau tahu, Sayang, itu tidak mungkin. Jika aku membuang boneka itu ibumu pasti akan sangat marah.”

“Kita bisa mencari alasan untuk itu agar ibu tidak marah.” Sahut Sungmin. “Aku mohon, Kyu, buang boneka itu. Boneka itu membuatku takut. Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan boneka itu.”

Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
“Ibumu terlalu pintar untuk dibohongi, kau tahu itu, bukan?” timpalnya, membuat Sungmin terdiam. Kyuhyun meraih tubuh Sungmin dan memeluknya dengan lembut. Sejenak ia berpikir. Lalu katanya kemudian, “Begini saja, kita simpan boneka Arabella di ruang bawah tanah dan menguncinya di dalam sebuah kotak. Dengan begitu kau tidak akan melihatnya lagi. Okay?”

Sungmin terdiam sejenak. Meski enggan namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Kyuhyun tersenyum dan mencium bibir Sungmin sejenak, lembut dan menenangkan. Dan seketika ketakutan Sungmin tadi menghilang.

“Tidak perlu takut. Aku selalu ada disisimu, bukan?” kata Kyuhyun. Dan Sungmin pun tersenyum.

~+~+~+~

Akhirnya boneka Arabella pun pindah ke ruang bawah tanah dan tersimpan dalam sebuah kotak sepatu. Dan setiap hari Sungmin selalu memastikan pintu menuju ruang bawah tanah yang berada tepat dibawah tangga selalu terkunci rapat. Sungmin pun menghela napas lega dan mulai melupakan hal-hal aneh yang pernah terjadi padanya sebelumnya. Kehidupan Kyuhyun dan Sungmin kembali berjalan dengan normal dan tenang. Namun beberapa minggu kemudian ketenangan itu mulai sedikit terganggu.

Malam itu Sungmin terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ribut dari bawah tangga. Kemudian ia mendengar suara yang pernah di dengarnya di radio transmitter bayi, “Sungmin…aku ada di tangga pertama.” Lalu suara itu berhenti.

Sungmin terkejut dan ketakutan mulai menjalari seluruh tubuhnya.
“Kyu, bangunlah. Kyu!” Serunya seraya mengguncang tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun pun terbangun. Ia membuka matanya dan beranjak duduk sambil menguap karena kantuk yang belum tuntas. “Ada apa, Sayang? Kau bermimpi buruk?” tanyanya.

“Aku mendengar suara ribut di bawah tangga. Bisakah kau turun dan memeriksanya?” pinta Sungmin.

“Huh? Baiklah, baiklah.” Kata Kyuhyun menurut.

Akhirnya Kyuhyun beranjak turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Sungmin mengikutinya dan berdiri di puncak tangga, memperhatikan Kyuhyun yang sedang memeriksa lantai bawah. Namun Kyuhyun tidak menemukan siapa pun di lantai bawah.

“Tidak ada siapa pun, Sayang. Mungkin kau salah dengar.” Kata Kyuhyun saat ia kembali ke lantai dua.

Namun Sungmin masih tampak ketakutan.
“Bagaimana dengan pintu ruang bawah tanah?” tanyanya.

“Masih terkunci rapat, dan kuncinya kita simpan di ruang kerjaku, bukan?” jawab Kyuhyun. “Tidak ada apa-apa di lantai bawah. Sudahlah, ayo kita tidur lagi. Besok aku harus bangun pagi. Mungkin kau hanya bermimpi, Sayang.”

Sungmin hanya diam dan membiarkan Kyuhyun menariknya kembali ke kamar. Namun sudut matanya sejenak melirik ke lantai bawah dan dengan bingung berpikir, benarkah suara tadi hanya mimpi?

 

~+~+~+~

Namun malam berikutnya Sungmin kembali terbangun karena suara ribut yang sama dari lantai bawah dan suara yang berkata, “Sungmin….aku ada di lantai kelima.” Lalu suara itu berhenti.

Namun ketika Sungmin membangunkan Kyuhyun dan memintanya untuk memeriksa tangga dan lantai bawah, tidak ada siapa pun. Pintu ruang bawah tanah pun masih terkunci rapat. Sungmin pun menjadi ketakutan. Berulang kali ia meminta Kyuhyun untuk membuang boneka Arabella. Namun Kyuhyun tidak mengijinkannya dengan alasan boneka itu adalah warisan dari nenek Sungmin dan ibu Sungmin pasti akan sangat marah jika tahu boneka warisan keluarga itu dibuang. Kyuhyun tidak ingin membuat ibu mertua yang disayanginya marah. Sungmin pun menjadi gusar, namun ia tidak bisa menolak keputusan Kyuhyun. Baginya keputusan ‘suaminya’ adalah mutlak.

~+~+~+~

Malam itu Sungmin tidak bisa tidur karena takut. Ia hanya berbalik ke kanan dan kiri di atas ranjang, sementara di sampingnya Kyuhyun sudah tertidur dengan lelap. Ketika ia kembali mendengar suara ribut itu Sungmin terduduk dan mencengkram selimutnya. Mata foxy-nya menatap nanar ke arah pintu. Lalu ia mendengar suara,

“Sungmin….aku ada di tangga teratas.”

Sungmin tersentak ketakutan mendengarnya dan sejenak bingung harus berbuat apa. Ia ingin membangunkan Kyuhyun dan memintanya memeriksa keluar, namun ia takut Kyuhyun akan marah. Karena ‘suaminya’ nampak mulai jengah dengan cerita-cerita anehnya. Maka, dengan memberanikan diri Sungmin beranjak turun dari ranjang dan berjalan perlahan ke pintu. Dengan pelan dan takut Sungmin membuka pintu dan mengintip keluar sejenak. Tidak ada siapapun diluar, namun Sungmin merasakan ada sesuatu yang sedang memperhatikannya.

Dengan pelan dan hati-hati Sungmin melangkah seraya mengedarkan pandangannya, berusaha mencari biang keributan yang ia dengar. Lalu sebuah perasaan aneh tiba-tiba membuncah di dalam dadanya, menuntutnya untuk menoleh ke arah tangga. Dan Sungmin pun membeku, terkejut ketika menemukan mata hitam yang menatapnya, seolah mengikutinya kemanapun ia pergi.

Lalu suara itu kembali berkata,
“Ayo bermain denganku, Sungmin!”

~+~+~+~

Keesokan harinya, ketika Kyuhyun meraba tempat di sampingnya dan terbangun ia tidak menemukan Sungmin. Suara tangis bayi kembarnya terdengar nyaring dari kamar sebelah. Berulang kali ia memanggil nama ‘istrinya’, namun Sungmin tidak kunjung muncul. Biasanya Sungmin akan segera sigap setiap kali mendengar bayi kembarnya menangis, atau ketika bayi kembarnya membutuhkannya. Tapi kini bayi kembarnya sedang menangis keras dan Sungmin tidak mempedulikannya?, Kyuhyun mengernyit bingung. Ini tidak seperti biasanya.

“Kemana sih Sungmin?” gerutu Kyuhyun seraya beranjak turun dari ranjang dan berjalan ke kamar bayi yang bersebelahan dengan kamarnya dengan Sungmin.

Dengan lembut Kyuhyun menggendong dua bayi kembarnya dan berusaha menenangkan mereka. Namun tangis Min Sae dan Min Yoo tidak kunjung berhenti. Kyuhyun pun mendesah. “Mari kita cari ibu kalian.” Katanya.

Namun saat Kyuhyun hendak mencari Sungmin di lantai bawah, kakinya terhenti di anak tangga kelima. Ia terkejut saat melihat ke bawah dan menemukan tubuh Sungmin di bawah tangga, tergeletak penuh darah dengan kepala yang pecah. Dan Arabella tersenyum disampingnya.

Suara tangis Min Sae dan Min Yoo yang kian nyaring dalam gendongannya membuat Kyuhyun tersadar dari keterkejutannya. Dengan segera ia berlari mendekati tubuh Sungmin. Ia meletakkan bayi kembarnya di dekatnya dan memeriksa tubuh Sungmin, mencari setitik nafas dalam tubuh diam itu. Namun ia tidak menemukan apapun. Tidak ada nafas, tidak juga detak jantung. Semua sudah terlambat. Kyuhyun memeluk tubuh penuh darah Sungmin dengan erat dan menangis. Namun ketika ia melihat boneka Arabella yang tersenyum disamping tubuh Sungmin, Kyuhyun pun tertegun.

Kyuhyun menatap boneka tua itu dan berpikir dengan bingung, bagaimana Arabella bisa berada di bawah tangga? Bukankah seharusnya boneka tua itu ada di dalam kotak sepatu, terkunci di ruang bawah tanah?

Suatu perasaan aneh tiba-tiba muncul di dalam diri Kyuhyun ketika ia menyadari bahwa semua cerita yang pernah diceritakan oleh Sungmin mungkin bukan sekedar cerita omong kosong belaka. Mungkin memang ada sesuatu yang aneh dengan boneka tua bergaun biru itu.

Ketika kemudian rumah Kyuhyun mulai dipenuhi oleh orang-orang yang berdatangan untuk melayat, Kyuhyun meletakkan boneka Arabella di dekat foto Sungmin. Dan sepanjang acara sedih itu, mata hitam Arabella terus menatap Kyuhyun, mengikuti kemanapun Kyuhyun pergi. Kyuhyun mengerjap ketika tiba-tiba perasaan aneh itu kembali muncul. Ia menoleh ke arah boneka Arabella dan menatapnya dengan bingung selama beberapa lama. Dan entah kenapa, semakin lama Kyuhyun menatap Arabella ia merasa senyum boneka bergaun biru itu terasa seolah sedang mengejeknya.

~Fin~

22 pemikiran pada “Arabella

  1. gyaaaaaaaaa.. Knpa Ming yg mati? Mna mati-nya mengerikan gitu lagi*merinding*
    Gak bsa komen apa2.. Krna syok dn kaget bgt ma ending-nya.. Huweeeeeeee.. Ming oppaaa*nangisguling2*

  2. untung bacanya pas pagi, coba klo malem..mengerikan

    itu boneka bikin serem, karena ming menolaknya boneka itu marah..

    min kecil…debaakk bisa bikin merinding

  3. gyaaaaaaaaaaaaa!!!!! mengerikan sekali!
    kyuhyun gak mau dengerin Sungmin sih hiks T^T
    boneka macam itu memang nenyeramkan kecil eon, hiiyy!

  4. aku sampe pindah ke kamar mamaku buat baca pas genrenya horor
    sumpah demi apa merinding
    …….
    ayo bermain bersamaku,miniemings eonnie

  5. Kyu sih g mau percaya ma Ming, akhirnya malah Ming ninggalin Kyu kan. itu boneka horor ah. untung ini bukan malam Jumat, coba kl malam Jumat udah gt Jumat Kliwon entah bisa tidur atau enggak. tp penasaran pengen searching urban legendnya itu ^^ #ujinyali

  6. merinding pas tau endingnya kayak gini..
    apa susahnya percaya sih Kyu sama istri mu hah?! 😀
    sedih bgt tau Min nya meninggal T_T
    eon. ceritanya bikin merinding meskipun bacanya siang siang

  7. merinding pas tau endingnya kayak gini..
    apa susahnya percaya sih Kyu sama istri mu hah?!
    sedih bgt tau Min nya meninggal T_T
    eon. ceritanya bikin merinding meskipun bacanya siang siang

  8. ini seriusan seremnya… sebenernya bacanya semalem t gegara horror gk di lanjut bacanya wkwk… nunggu siang buat nerusin baca :’)
    kesian ming u.u kyuhyunnya sih gk percayaan… kan tuh sekarang mingnya meninggal 😥

Tinggalkan Balasan ke Lee Min Chan Batalkan balasan