In a world of my own / No. 2

Gambar

Pairing : KyuMin, EunHae || Genre : Romance, Fantasy || Length : Chaptered || Warning : Boys love, shounen-ai || Disclaimer : Remake dari film “Ruby Sparks”. Ada perubahan dan tambahan seperlunya agar dapat sesuai dengan couple tersayang kita ^^ || Summary : Kyuhyun adalah seorang penulis novel romantis. Namun kehidupan nyatanya tidaklah seindah novel buatannya.  Ia dicampakkan oleh Victoria, kekasihnya yang telah lama dipacarinya. Ia selalu gagal dalam kencan. Dan phobianya terhadap keramaian memperparah situasinya untuk berinteraksi dengan orang lain, membuatnya sulit untuk menemukan pasangan yang dapat menerimanya apa adanya. Kyuhyun depresi dan kesepian, bahkan ia sempat berpikir untuk berhenti menulis. Namun suatu malam ia bermimpi tentang seorang pemuda yang sangat manis. Setiap malam ia selalu memimpikan pemuda itu, dan itu membangkitkan lagi semangat menulis Kyuhyun. Kyuhyun menjadikan pemuda itu sebagai tokoh utama dalam novelnya dan memberinya nama Sungmin. Suatu hari Kyuhyun menemukan seseorang yang mirip sekali dengan si pemuda manis yang dikarangnya, sedang berada di rumahnya. Pemuda manis itu mengatakan bahwa namanya adalah Sungmin dan ia adalah kekasih Kyuhyun. Apakah tokoh karangan Kyuhyun menjadi kenyataan? Apakah Sungmin benar-benar nyata, atau Kyuhyun yang mulai gila karena depresi?

 

 

Hope U Like It ^^

 

 

No bash. No copas/plagiarism. Don’t like, don’t read. Don’t be silent reader.

~Presented by@Min kecil~

No.2

 

Pagi itu Kyuhyun dan Donghae berjogging bersama. Tentu saja Scotty juga ikut. Anjing kecil itu berlari di samping Donghae dan nampak senang sekali. Namun berbeda dengan Kyuhyun, ia justru terlihat seolah akan muntah. Mereka berlari pelan menyusuri taman, yang dalam bayangan Kyuhyun adalah taman yang dilalui oleh Sungmin dan sepedanya ketika ia bercerita pada Leeteuk kemarin.

 

“Terasa nyaman ‘kan?” Kata Donghae yang memegang tali leher Scotty yang berwarna biru, seraya terus berlari.

 

Perlahan Kyuhyun menghentikan larinya. Nafasnya terengah-engah karena lelah. Keringat sudah membajiri wajahnya yang memerah. “Bisa kita berhenti sebentar?” katanya.

Donghae berhenti dan menoleh, melihat adiknya yang tertinggal di belakangnya.

“Kenapa? Kau baik-baik saja?” tanyanya seraya menghampiri Kyuhyun. Scotty ikut berlari bersamanya.

 

Kyuhyun mengibaskan tangan ke udara dengan lelah.

“Aku mau pulang.” Katanya. Ia memang tidak pernah suka berolahraga. Olahraga itu melelahkan.

 

Donghae menghela napas dan tanpa berkata apa pun menuruti kemauan adiknya. Setelah mampir ke supermarket untuk sedikit berbelanja pesananan Eunhyuk mereka pun beranjak pulang. Scotty segera berlari masuk ketika Kyuhyun membuka pintu rumah. Kyuhyun meletakkan kunci mobilnya di meja nakas, sementara Donghae yang membawa kantung belanja berteriak memanggil istrinya. Hari ini Donghae membawa keluarga kecilnya untuk mengunjungi Kyuhyun.

 

“Hyukie,” Donghae memanggil istrinya. Ia berkata dengan suara keras sambil menutup pintu. “Mereka tak punya paprika, jadi aku membeli cumi.”

 

Eunhyuk muncul dari dapur dengan spatula di tangan kanannya dan wajah yang sedikit kesal.

“Diam,” katanya, terganggu dengan suara keras suaminya. “Jika kau membangunkan Henry dengan suara kerasmu itu, aku akan membunuhmu.”

 

Henry adalah nama anak mereka, bayi berusia sepuluh bulan yang lucu dan menggemaskan. Donghae pun menutup mulutnya dan mendekati Eunhyuk sambil membawa kantung belanjanya. Eunhyuk mendongak ketika melihat Kyuhyun yang sedang menaiki tangga.

 

“Kyu, kau harus berterima kasih padaku karena aku membersihkan ovenmu.” Katanya seraya mengacungkan spatulanya ke arah adik iparnya itu.

 

“Ya, terima kasih hyung.” Kata Kyuhyun seraya terus berjalan, menaiki anak-anak tangga.

 

Donghae mendekati Eunhyuk dan merangkul pinggangnya dengan satu tangannya yang bebas dari kantung belanja, dan berusaha menciumnya. “Istriku…” katanya, dengan nada menggoda.

 

Eunhyuk tersenyum dan sedikit menjauhkan tubuh Donghae darinya.

“Baiklah. Kau berkeringat. Jauhkan tanganmu dariku.” Katanya seraya menghindar dan kembali ke dapur.

 

~+~+~+~

 

Kyuhyun berjalan ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya. Melepaskan pakaiannya dan melemparkannya ke keranjang pakaian kotor di sudut ruangan. Ia berdiri dibawah guyuran air shower yang dingin, merasakan tubuhnya kembali segar. Setelah selesai mandi, mengeringkan tubuhnya dan berpakaian, ia berjalan ke wastafel seraya menggosok-gosokkan handuknya ke rambutnya yang masih basah. Setelah dirasa kering, ia merapikan sejenak rambutnya dan mengambil kacamatanya yang sebelumnya ia letakkan di atas wastafel. Namun ketika ia akan memakainya ia melihat lensa kacamatanya kotor.

 

Kyuhyun merengut sesaat, lalu membuka cermin kabinet tempat ia menyimpan barang-barangnya—produk-produk pembersih wajah dan tubuh, obat-obatan, deodorant—dan mencari pembersih kacamatanya. Namun kemudian ia mengernyit ketika melihat suatu benda asing berada di antara barang-barang pribadinya. Benda itu adalah sebuah pisau cukur berwarna pink. Ia mengambil benda itu dan mengernyit memperhatikannya. Rasanya ia tidak pernah memiliki benda ini sebelumnya. Kyuhyun merasa sangat yakin bahwa ia tidak pernah membeli pisau cukur berwarna pink ini sebelumnya. Dan jelas, benda ini tidak mungkin milik Donghae. Kakaknya itu benci warna pink.

 

Mungkin ini milik Eunhyuk hyung. Tapi kenapa berada di tempatnya?, pikirnya bingung.

 

Setelah membersihkan kacamatanya dan memakainya kembali, Kyuhyun turun ke lantai satu sambil membawa pisau cukur berwarna pink itu. Dari anak tangga ia melihat Donghae sedang bermain dengan anaknya di depan TV, sementara Eunhyuk sedang membersihkan meja makan.

 

“Eunhyuk hyung, apa kau…” Ia bertanya pada Eunhyuk seraya menunjukkan pisau cukur berwarna pink di tangannya dengan bingung.

 

“Kau tak bilang bahwa kau bercinta lagi.” Donghae berkata dari depan TV, sambil terus bermain dengan Henry. Bayi mungil itu tersenyum lebar ketika Donghae menggodanya.

 

Kyuhyun menoleh, menatap Donghae tidak mengerti.

“Hae!” Eunhyuk berseru dari meja makan, menghentikan tangannya yang sedang membersihkan meja makan dan mengangkat kepalanya memandang suaminya.

 

“Aku hanya bilang,” Kata Donghae dengan santai.

 

Eunhyuk menyentuh wajahnya dan mendesah pelan melihat suaminya yang tidak pernah bisa menutup mulutnya. Kyuhyun hanya diam, menatap bingung antara Eunhyuk yang nampak tidak nyaman dan Donghae yang melanjutkan perkataannya dengan santai sambil mengangkat tubuh mungil Henry ke udara, membuat bayi mungil itu tertawa girang,

 

“Dia mengaku dia menulis terlalu banyak. Jadi, dia tak ada waktu mengunjungi rumah kita,” Donghae memangku Henry dan menoleh memandang adik dan istrinya. “Tapi ternyata, dia bercinta lagi dan mendapatkan banyak…”

“Hae, aku bersumpah demi Tuhan…” Eunhyuk memotong perkataan Donghae. Namun ia berhenti ketika Donghae menunjukkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya malu melihatnya.

 

Donghae mengangkat sebuah celana dalam sexy berwarna pink dari balik bantal sofa dan menunjukkannya pada Kyuhyun. Kyuhyun memandang benda itu dengan bingung. Jelas, benda sexy itu bukan miliknya. Bukan juga milik kakak atau pun kakak iparnya.

 

“Punya siapa itu?” Kyuhyun bertanya dengan bingung.

 

“Kau yang katakan padaku.” Kata Donghae seraya menggoyang-goyangkan benda sexy itu ke udara.  

 

Kyuhyun terdiam sejenak, kemudian tersentak.

“Oh Tuhan, Scotty!” serunya teringat pada anjing kecilnya. Pasti anjing kecilnya itu mencuri barang-barang lagi.

 

“Ini milik Scotty?” tanya Donghae seraya memperhatikan dengan lucu anaknya yang nampak berusaha meraih celana dalam sexy berwarna pink di tangannya itu.

 

Kyuhyun menuruni beberapa anak tangga dan berjalan menghampiri kakaknya di sofa.

“Bukan. Scotty…” katanya mencoba menjelaskan.

 

“Jangan biarkan bayi menyentuhnya,” tiba-tiba Eunhyuk berkata dengan jijik dari meja makan ketika melihat Henry memainkan celana dalam sexy berwarna pink di tangan Donghae. Ia mengangkat satu tangannya dan menggelengkan kepalanya. “Henry sayang, jangan menyentuhnya…” Ia berkata pada bayinya yang nampak asyik bermain dengan benda sexy berwarna pink itu.

 

Kyuhyun berusaha mengambil benda itu dari tangan kecil keponakannya, yang justru membuat bayi kecil itu tertawa senang karena mengira sedang di ajak bermain. Tapi Donghae hanya tersenyum geli dan berkata pada istrinya,

 

“Hyukie, dia menyukainya.”

 

“Tidak, dia tidak menyukainya.” Sergah Eunhyuk tidak suka.

 

Kyuhyun berhasil mengambil celana dalam sexy berwarna pink itu dan segera menjauhkannya dari keponakan kecilnya itu sambil berkata, “Scotty pasti menyeret celana dalam ini masuk.”

 

Donghae memperhatikan bayi kecilnya yang melompat-lompat di pangkuannya dan tertawa kecil.

“Dia menyukainya.” Katanya, menoleh pada Kyuhyun yang sedang berjalan ke sebuah lemari kabinet di dekat tangga.

Kyuhyun mengabaikan komentar kakaknya itu dan melanjutkan perkataannya tentang anjing kecilnya.

“Dia suka mengobrak-abrik sampah tetangga.”

 

“Jadi itu celana dalam kotor?” tanya Eunhyuk mengernyit jijik, seraya menunjuk celana dalam sexy berwarna pink di tangan Kyuhyun.

 

Kyuhyun tidak menjawab dan menyimpan celana dalam sexy berwarna pink itu, juga pisau cukur pink yang ia temukan di kamar mandinya tadi, ke dalam sebuah laci. Donghae menoleh ke arah Eunhyuk dan Kyuhyun. Ia berseru ketika bayi kecilnya terbatuk sesaat, menjawab pertanyaan istrinya tadi,

 

“Itu kotor. Itu membuat Henry batuk.”

 

Eunhyuk memperhatikan Kyuhyun yang memasukan benda-benda itu ke dalam lacinya, lalu mendekatinya sambil berkata dengan nada memerintahkan, “Kyu, kau jangan menyimpannya. Buang!”

 

Kyuhyun mengabaikannya dan berusaha menutup lacinya. Eunhyuk menghampirinya dan menghentikan tangan Kyuhyun. Ia sedikit mendorong tubuh Kyuhyun agar menyingkir dan menarik kembali laci yang tadi hendak ditutup oleh Kyuhyun seraya berkata,

 

“Aku bersumpah, jika ibumu tahu…”

 

Perkataan Eunhyuk terhenti ketika melihat isi laci tersebut. Ekspresi terkejut Eunhyuk membuat Kyuhyun merasa panik dan malu. Kyuhyun menjadi gelisah. Laci itu berisi barang-barang yang pernah dibawa pulang—entah darimana—oleh Scotty. Benda-benda berwarna pink yang jelas bukan miliknya.

 

“Kyu, apa ini?” tanya Eunhyuk.

 

“Apa?” Donghae ikut bertanya dengan penasaran di sofa.

 

Kyuhyun terdiam sejenak, memandang kakak dan kakak iparnya itu dengan panik.

“Bukan apa-apa.” Kilahnya.

 

“Hae, kemarilah.” Panggil Eunhyuk, membuat Kyuhyun menatap kakak iparnya itu dengan terkejut.

 

Kyuhyun berusaha menutup lacinya, tapi Eunhyuk menahannya. Eunhyuk menepis tangannya sambil berkata, “Jangan.”

 

Donghae menghampiri sambil menggendong bayinya. Sejenak merasa bingung melihat Kyuhyun yang nampak gelisah. Wajah Kyuhyun memucat ketika Eunhyuk mulai memeriksa isi lacinya. “Apa ini lingerie?” Eunhyuk berkata dengan nada tidak percaya sambil mengeluarkan sebuah lingerie berwarna hitam dari dalam laci.

 

“Astaga…” gumam Donghae ketika melihat benda sexy lainnya yang dipegang oleh Eunhyuk.

 

Kyuhyun menjadi semakin panik. Ia tidak ingin disangka sebagai pria mesum yang gemar menyimpan benda-benda privasi orang lain. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku bersumpah, Scotty yang mengambilnya.” Katanya berusaha menjelaskan.

 

“Benar, Scotty.” Kata Donghae tidak percaya.

 

“Diam.” kata Kyuhyun, menoleh pada kakaknya dengan kesal.

 

“Kyu, sebaiknya kau buang semua barang-barang ini.” Eunhyuk berkata, menatap Kyuhyun seraya menunjuk isi laci itu dengan jijik.

 

Eunhyuk menutup laci dengan keras, seolah tidak ingin melihat semua benda-benda sexy berwarna pink itu, lalu beranjak pergi. Kyuhyun hanya mengerjap bingung, tidak tahu harus berkata apa.

 

~+~+~+~

 

Malamnya…

 

Makan malam telah lama usai. Kyuhyun membilas piring terakhir dan meletakkannya di rak. Lalu mengeringkan tangannya sambil berkata pada Eunhyuk yang berada di depan TV, sedang menidurkan Henry yang mulai mengantuk,

 

“Hei Eunhyuk hyung, aku akan memeriksa Donghae hyung.”

 

“Katakan padanya kami harus segera pergi.” Kata Eunhyuk.

 

“Baiklah.” Teriak Kyuhyun dan beranjak keluar untuk mencari kakaknya.

 

Kyuhyun menemukan Donghae di kolam renang, sedang duduk di kursi santai. Pria itu sedang membaca sesuatu dengan serius sambil minum sebotol bir. Kyuhyun mencoba mengintip apa yang sedang dibaca oleh kakaknya itu, dan segera menyadari bahwa itu adalah naskah cerita yang sedang dibuatnya. Kemudian ia duduk di kursi santai di sebelah Donghae dan menatapnya dengan penasaran, menanti respon darinya. Setelah membaca lembar terakhir Donghae meletakkan kertas itu di atas tumpukan kertas di pangkuannya, lalu menghela napas.

 

Kyuhyun menatapnya semakin penasaran.

“Jadi?” tanyanya, berharap ia akan mendapatkan komentar yang bagus dari pembaca pertamanya.

 

Donghae diam sejenak. Kemudian ia menoleh pada Kyuhyun dan bertanya,

“Apa arah buku ini?”

 

Kyuhyun mengernyit bingung, lalu menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak tahu,” jawabnya. “Aku baru saja mulai.”

 

“Ini kisah cinta ‘kan?” tanya Donghae lagi.

 

Kyuhyun hanya memandang kakaknya dengan bingung, berusaha menebak kemana arah pembicaraan ini. ““Tidak akan ada yang mau membaca ini, Kyu.” Kata Donghae.

 

Perlahan raut wajah Kyuhyun berubah sedih.

“Kenapa tidak? Ini romantis.” Katanya.

 

“Pemuda berwajah manis, seorang uke yang aneh dan berantakan dan membuatnya menawan, itu tidak nyata. Titik..”

 

Kyuhyun mendesah. Ia menggelengkan kepalanya dengan kecewa dan mengalihkan pandangannya, menatap kolam renang yang nampak biru karena cahaya lampu. Donghae kembali berbicara seraya terus menatap Kyuhyun,

 

“Apa yang mereka katakan, “Tulis yang kau alami”?”

 

Kyuhyun berpikir sejenak dan mengalihkan pandangannya kembali pada kakaknya.

“Tulis yang kau ketahui.” Jawabnya kemudian.

 

“Tepat. Tulis apa yang kau ketahui.” Kata Donghae seraya menunjuk Kyuhyun dengan gulungan kertas naskah di tangannya.

 

Kyuhyun diam sejenak, lalu berkata dengan tiba-tiba,

“Aku mengenal orang seperti Sungmin.”

 

“Ya? Siapa?” tanya Donghae, menatap adiknya dengan tatapan lucu dan tidak percaya. “Victoria?”

 

Kyuhyun mengernyit tidak suka dan menggelengkan kepalanya.

“Bukan Victoria sialan itu.” Katanya, dengan nada benci.

 

Donghae menganggukkan kepalanya dan berkata,

“Selama ini kau hanya mempunyai satu hubungan,”

 

“Selama lima tahun.” Kyuhyun mengakui.

 

“Kau bahkan tidak pernah tinggal bersama.” Lanjut Donghae lagi.

 

Kyuhyun terdiam dan menundukkan kepalanya. Donghae berkata lagi,

“Kyu, dengarkan aku…”

 

“Aku tahu itu.” Kyuhyun berkata dengan cepat, mengangkat kepalanya dan menatap Donghae dengan lelah dan nyaris putus asa.

 

Donghae diam sejenak. Mendesah pelan dan berkata,

“Kau tahu ‘kan, aku menyukai Eunhyuk…tapi dia aneh. Kadang-kadang, dia kejam tanpa alasan. Dia manusia,”

 

Kyuhyun terdiam dan menundukkan kepalanya, mengerti dengan maksud perkataan kakaknya itu. Donghae mencoba mengatakan bahwa Eunhyuk adalah manusia dan nyata, sementara Sungmin hanyalah sebuah produk imajinasi. Sungmin tidaklah nyata.

 

“Kau belum pernah mengarang seseorang, paham?” kata Donghae, menatap Kyuhyun dengan serius dan mengayunkan gulungan kertas naskah di tangannya ke udara. “Ini, kau mengarang tentang seorang pemuda yang…”

 

Kyuhyun menjadi kesal dan merebut gulungan kertas naskah di tangan Donghae.

“Baiklah. Apa pun itu.” Katanya, beranjak berdiri. Ia menjadi sedikit gelisah. “Kau tahu? Biasanya penulis tak menunjukkan pekerjaan mereka pada orang-orang pada tahap ini. Aku bahkan mungkin takkan menyelesaikannya.”

 

Kemudian Kyuhyun beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah ia berhenti dan berbalik.

“Dan, jangan beritahu orang-orang tentang ini.” katanya.

 

Donghae menghela napas dan berdiri.

“Dengar,” katanya, menepuk pelan bahu Kyuhyun. “Aku tak mengatakan kau tak boleh menulisnya. Maksudku…” Ia diam sejenak dan menggelengkan kepalanya pelan. “…kau tak tahu apa-apa.”

 

Kyuhyun menunduk, menatap naskah cerita di tangannya dan hanya mendesah pelan.

 

~+~+~+~

“Jangan biarkan bakatmu sia-sia. Kau mengerti, jenius?” Eunhyuk berkata ketika Kyuhyun mengantarnya dan Donghae di depan pintu saat mereka akan pulang. Henry telah terlelap pulas di dalam keranjang bayinya. Eunhyuk membuka pintu belakang dan memasukkan keranjang bayinya, sebelum kemudian ia ikut masuk ke dalam dan menutup pintu mobil.

 

Kyuhyun berdiri di depan pintu rumahnya, hanya tersenyum kecil. Donghae membuka pintu mobilnya, terdiam sejenak lalu memandang pada Kyuhyun. “Mau ke gym besok?” ajaknya.

 

“Aku mau bertemu dengan Leeteuk ssi besok.” Tolak Kyuhyun. “Mungkin, hari jumat?”

 

Donghae menganggukkan kepalanya.

“Ok, jumat.” Katanya, sebelum kemudian beranjak masuk ke dalam mobil.

 

Kyuhyun melambaikan tangannya ketika mobil Donghae melaju pergi meninggalkan rumahnya. Kemudian ia beranjak masuk ke dalam rumah, mengunci pintu dan mematikan lampu-lampu. Ketika ia mengambil naskah ceritanya yang ia letakkan di meja makan dan hendak ke lantai dua, langkahnya terhenti saat melihat laci cabinet di dekat tangga. Matanya tertuju pada laci tempat semua benda-benda asing yang dibawa oleh anjing kecilnya tersimpan

 

Perlahan Kyuhyun membuka laci itu dan menatap benda-benda asing itu selama beberapa lama. Sepatu ketas, celana dalam sexy, lingerie, pisau cukur, botol deodorant, parfum. Ia meraba semua benda-benda itu dengan perasaan bingung bercampur takjub. Lalu semua ide cerita itu dan bayangan tentang Sungmin mendadak muncul di kepalanya, membangkitkan gairah itu kembali. Maka malam itu Kyuhyun menghabiskan waktunya dengan menulis lagi. Memenuhi ruangan kerjanya yang sederhana dan tenang itu dengan suara mesin ketik manualnya. Setiap huruf yang dia ketik, setiap baris kalimat yang dia buat, semua mengalir bagaikan sungai. Dan ia akan selalu tersenyum setiap kali membayangkannya, membayangkan Sungmin dan cerita tentang mereka yang ia buat.

 

~+~+~+~

 

Malam itu ia dan Sungmin duduk di kursi santai di dekat kolam renang. Mereka duduk berhadapan, menikmati, kentang goreng, big burger dan cola ukuran large sambil mengobrol. Handuk berwarna merah menutupi tubuh Sungmin yang setengah telanjang dan basah karena habis berenang.

 

“Wah, semuanya berserakan dimana-mana. Bagaimana kau memakan ini?” Kyuhyun berkata seraya memperhatikan big burger di tangannya dengan pandangan mengernyit, seolah itu adalah benda yang aneh.

 

Lalu ia membuka mulutnya dengan lebar, mencoba memakan burger besar tersebut. Ia menganggukkan kepalanya dan berpikir ternyata rasa burger tersebut tidak sekacau penampilannya. Sungmin hanya diam memperhatikannya sambil meminum cola-nya.

 

“Apa?” tanya Kyuhyun, sadar diperhatikan.

 

Sungmin masih saja memperhatikan Kyuhyun. Ia berhenti minum, menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Kau sangat bukan tipeku.” Katanya, masih tanpa mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun.

 

“Apa maksudmu aku bukan tipemu?” tanya Kyuhyun, menatap Sungmin dengan bingung.

 

Sungmin meletakkan cup cola-nya di atas meja dan mengambil sebatang kentang goreng.

“Aku biasanya kencan dengan pria yang lebih tegas.” Jawabnya, lalu memakan kentang goreng itu dan melirik Kyuhyun.

 

“Aku tegas.” Kata Kyuhyun.

 

“Tidak,” sergah Sungmin, tertawa kecil. “Kau keras kepala. Itu berbeda.” Lalu seraya menikmati kentang goreng ia mulai bercerita, “Aku pernah punya pacar… yang bilang aku tak lucu. Tapi aku punya selera humor yang bagus. Karena aku menertawakan leluconnya.”

 

“Kenapa kau berkencan dengan orang seperti itu?” tanya Kyuhyun, menggigit burgernya seraya memandang Sungmin dengan penuh perhatian.

 

“Aku masih muda. Kau harus punya hal yang kau sesali.”

 

Kyuhyun menggelengkan kepalanya tidak setuju.

“Tidak juga. Semuanya sempurna sejauh ini.”

 

Sungmin hanya menggumam, menyetujui perkataan Kyuhyun barusan. Ia meminum cola-nya kembali. Ketika Kyuhyun sedang berusaha menghabiskan burger besar itu, ia memperhatikan sambil menggigit ujung sedotannya, memiringkan kepalanya dan tersenyum. Dan tanpa sadar, ia tertawa kecil.

 

Tidak sadar sedang diperhatikan, Kyuhyun menelan makanannya dan mengangkat kepalanya memandang Sungmin sambil bertanya, “Jadi itu yang kau cari dari pasanganmu? Brengsek?”

 

Sungmin terdiam sejenak dan meletakan minumannya kembali ke atas meja.

“Entahlah,” jawabnya kemudian, sambil memandang ke arah lain. “Kurasa aku mencarimu.”

 

Sungmin mengalihkan pandangannya dan menatap Kyuhyun. Kyuhyun terdiam, sejenak menahan napas ketika menatap ke dalam mata foxy yang cemerlang itu. “Hanya butuh waktu untuk menemukanmu,” Sungmin berkata lagi.

 

Selama beberapa menit tidak ada yang bersuara. Mereka hanya saling memandang. Kyuhyun menghembuskan napasnya pelan dan menatap Sungmin lekat-lekat. Ketika ia mendekati Sungmin dan hendak menciumnya, pemuda manis itu sengaja menghindar. Tiba-tiba Sungmin berdiri, melepaskan handuk yang menutupi tubuh setengah telanjangnya, dan berlari ke kolam.

 

“Sungmin!” panggil Kyuhyun terkejut dan menoleh pada Sungmin.

 

“Lompat!” teriak Sungmin dengan senang seraya meloncat ke dalam air.

 

Kyuhyun meletakkan big burger-nya yang masih tersisa setengah di atas meja, lalu berdiri dan ikut melompat ke dalam air, berusaha mengejar Sungmin di dalam air yang berwarna biru karena cahaya lampu itu. Sejenak mereka menari bersama di dalam air, seperti sepasang ikan. Saling mengejar. Saling menarik. Lalu satu ciuman yang manis sebelum akhirnya mereka keluar dari dalam air. Kemudian mereka masuk ke dalam rumah dan mengganti pakaian mereka dengan yang kering.

 

“Apa yang kau pikirkan pertama kali saat melihatku?” Sungmin bertanya ketika mereka telah berganti pakaian dan duduk bersama di depan TV. Mereka hanya duduk bersama, saling berpelukan.

 

“Kupikir kau adalah pemuda yang paling indah yang pernah kulihat.” Jawab Kyuhyun.

 

“Apa kau kecewa setelah mengenalku?”

 

“Bagaimana bisa kau bertanya seperti itu?”

 

“Aku berantakan dan kacau.”

 

“Aku suka kekacauanmu.”

 

“Pertama kali aku melihatmu, aku berpikir: “Lihatlah pria itu… Aku akan mencintainya selama-lamanya.”.”

 

“Bagaimana jika kau bosan denganku?”

 

“Tak akan. Aku janji.”

 

~+~+~+~+~

Kriingg…kriingg…kriingg…

 

Kyuhyun tersentak bangun dari tidurnya, terkejut karena suara telepon yang nyaring. Sejenak ia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan bingung, lalu segera mengangkat telepon di dekat mesin ketik-nya. Rupanya semalam ia tertidur di atas mesin ketik-nya karena kelelahan.

 

“Halo,” jawabnya, lalu memaki karena ternyata bukan telepon itu yang berdering. Melainkan ponselnya.

 

Sambil memaki Kyuhyun beranjak mencari ponselnya, dan menemukannya di kamarnya. Ia mengambil ponselnya yang terus berdering dengan keras di atas meja nakas disamping ranjang. Namun dering telepon itu berhenti tepat ketika ia akan menjawabnya.

 

“Sialan.” Maki Kyuhyun. Ia menatap layar monitor ponselnya. Rupanya itu telepon dari Leeteuk, psikiaternya.

 

Kyuhyun mendengus dan teringat bahwa pagi ini seharusnya ia bertemu dengan Leeteuk. Seraya berjalan ke kamar mandi ia mencoba untuk menelepon Leeteuk kembali. Ia mengaktifkan speaker teleponnya dan meletakkannya di atas lemari kabinet, sementara ia mencuci muka. Leeteuk tidak menjawab teleponnya. Kyuhyun mengeringkan wajahnya dengan handuk, memakai kembali kacamatanya, dan seraya berjalan kembali ke kamarnya, Kyuhyun kembali mencoba menelepon Leeteuk. Ia kembali mengatifkkan speaker teleponnya dan meletakkannya di atas meja, sementara ia mengganti pakaiannya dengan terburu-buru.

 

“Halo?” Dering ketiga Leeteuk menjawab teleponnya.

 

“Leeteuk ssi,” teriak Kyuhyun.

 

Dimana kau?”

 

“Maaf. Aku sedang menulis, dan tertidur di mejaku. Aku akan segera ke sana.”

 

“Dengar, jika kau tak siap untuk membicarakan ini, tidak apa-apa…”

 

Kyuhyun memakai kemejanya, kali ini kemeja berwarna cokelat dengan motif garis putih di atas kaos putinya. Tanpa mengancingkan kemejanya ia menyambar teleponnya, menonaktifkan speakernya dan menempelkan benda kecil itu di telinganya.

 

“Tidak. Aku ingin menunjukkan apa yang kupunya,” katanya seraya menggerakkan jarinya ke depan seolah Leeteuk sedang berada di depannya. “Kupikir kau akan benar-benar menyukainya.”

Dengan terburu-buru ia kembali ke ruang kerjanya. Ia berjalan ke mejanya dan mengambil semua naskah cerita yang telah dibuatnya, seraya terus mendengarkan suara Leeteuk di ujung telepon

 

“Tentu saja. Baiklah. Ini yang akan kulakukan.”

 

“Baiklah. Jika aku pergi sekarang, aku akan berada di sana 15 menit lagi,” Kyuhyun beranjak turun ke lantai satu seraya memandang jam tangannya.

 

“Baiklah.”

 

“Jika tidak macet.” Tambah Kyuhyun, melangkahi anak-anak tangga dengan cepat.

 

Namun langkahnya terhenti ketika tiba di lantai bawah dan melihat ke pintu. Terlihat Scotty sedang duduk di depan pintu dan menatapnya. Kyuhyun menepuk dahinya dengan kesal. “Sialan, Scotty.” Katanya teringat pada kewajibannya untuk membawa anjing kecil itu keluar di pagi hari.

 

“Apa?”

 

“Tidak, anjingku harus buang air kecil,” Kyuhyun berpikir dengan cepat. Ia harus melakukan sesuatu pada anjing kecilnya, jika tidak ia akan terlambat untuk bertemu dengan Leeteuk. “Aku akan menempatkannya di halaman belakang.” Katanya kemudian.

 

Kyuhyun meletakkan naskah ceritanya di atas meja nakas lalu berjalan menghampiri Scotty dengan cepat, dengan ponsel yang masih setia menempel di telinganya. Ia menunduk, hendak menyentuh anjingnya, namun sebuah suara menghentikannya.

 

“Biar aku saja.”

 

“Bagus. Terima kasih.” Kata Kyuhyun, merasa lega. Namun ketika ia menyentuh kenop pintu dan memutar kuncinya, ia terdiam dan mengerjap, tersadar bahwa ada seseorang di rumahnya.

 

“Kyuhyun ssi?” Leeteuk memanggil di ujung telepon. “Halo?”

 

Namun Kyuhyun masih terdiam. Ia mengangkat kepalanya dan menoleh, terkejut ketika melihat seseorang di dapurnya. Ada seorang pemuda di dapurnya, berdiri memandangnya sambil memakan semangkuk sereal dan tersenyum. Perlahan tangan Kyuhyun terlepas dari gagang pintu dan ia terpaku, sangat terkejut memandang si tamu dan melupakan Leeteuk yang terus memangilnya di ujung telepon. Ia mengerjap beberapa kali, memastikan bahwa apa yang dilihatnya nyata.

 

Di depannya terlihat Sungmin sedang berdiri dengan hanya memakai kemeja berwarna biru, kemeja biru yang di mimpinya semalam Sungmin pakai setelah mereka berenang bersama. Kyuhyun kembali mengerjap tidak percaya, memperhatikan pemuda manis itu lekat-lekat. Rambut cokelat yang berkilau bagai kembang api itu. Mata foxy yang cemerlang. Wajah manis itu. Kyuhyun sangat yakin bahwa sosok yang sedang berdiri di depannya saat ini adalah Sungmin, pemuda manis yang dikarangnya.

 

Tapi bagaimana mungkin? Sungmin hanyalah imajinasinya. Apakah ia masih bermimpi?”

 

“Aku merindukanmu semalam di tempat tidur,” Sungmin berkata, menjilat sendoknya. “Kau sudah selesai menulis?”

 

Kyuhyun masih diam, terlalu shock untuk bicara. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Sungmin, ia mundur perlahan dan bersembunyi di balik dinding. Ketakutan.

 

“Hei, kau mau mencicipi ini? Ini Crispix, merk baru. Rasanya enak.” Sungmin berkata seraya berjalan menghampiri Kyuhyun.

 

Scotty menghampiri ketika tuannya perlahan-lahan berjongkok di lantai seraya memalingkan wajahnya yang memucat. “Oh Tuhan,” gumamnya ketakutan, sambil menggenggam erat ponselnya. Ia sudah tidak mendengar lagi suara Leeteuk di ujung teleponnya. Sepertinya teleponnya sudah diputus oleh psikiaternya. “Tuhan, ini tidak benar-benar terjadi. Mereka akan memasukkanku ke rumah sakit jiwa.”

 

“Ada apa?” Sungmin memperhatikannya dengan heran dan ikut berjongkok di sampingnya.

 

“Mereka semua mengira aku sangat pintar, tetapi aku hanya gila.” Kyuhyun menunduk dan terus bergumam.

 

Kyuhyun menoleh pada Sungmin dan meloncat terkejut ketika pemuda manis itu menyentuhnya.

What the fuck?!” katanya seraya berlari ketakutan menghindari Sungmin.

 

“Kyu?” Sungmin memandang Kyuhyun dengan bingung dan berteriak memanggilnya. Namun pria bertubuh tinggi itu justru berlari ke lantai dua, nampak sangat ketakutan. “Kyuhyun!”

 

Kyuhyun berlari ke ruang kerjanya. Mondar-mandir di ruangan itu seraya terus berkata menggumam,

“Ini tidak nyata. Ini tidak nyata…” Ia memejamkan matanya, menarik napas beberapa kali dan berkata pada dirinya yang sedang panik dan ketakutan, “Baiklah. Kau sedang bermimpi. Kau bermimpi. Kau bermimpi… Dan kau akan bangun… “ Ia menarik napas sejenak. “…sekarang.”

 

Ia membuka matanya dan terdiam sejenak menatap ruangan kerjanya yang nampak tidak berubah, dan rumahnya yang terlihat sepi. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekati balkon dan mencoba mengintip ke bawah. Lalu menghembuskan napas lega ketika tidak dilihatnya pemuda manis itu di meja makan atau tangga. Tidak ada pemuda manis itu di bawah.

 

“Sial.” Katanya lega seraya berjalan menjauhi balkon.

 

Ia menghela napas lega berulang kali dan tersenyum. Merasa lega dan berpikir, barusan pasti hanya mimpi. Namun ketika ia berjalan ke sisi lain balkon yang berdekatan dengan ruang TV, ia terkejut dan segera bersembunyi ketika mendengar suara Sungmin yang memanggil namanya. Ternyata Sungmin sedang berdiri di depan TV, menggenggam semangkok besar sereal di tangannya dan mendongak ke atas, nampak bingung bercampur sedih.

 

“Kyu? Kau marah padaku?” tanyanya.

 

Kyuhyun tidak menjawab. Ia merangkak menjauhi balkon dan berlari ke kamarnya seraya terus berkata dengan ketakutan, “Oh Tuhan. Ini tidak nyata. Ini tidak nyata. Ini tidak nyata.”

 

Ia berlari ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya dan segera mengunci pintunya. Ia mengutak-atik ponselnya sesaat mencari sebuah nomor lalu menempelkan benda kecil itu di telinganya. Sambil mondar-mandir menunggu teleponnya dijawab Kyuhyun membuka kacamatanya, ia mengelap keringat di wajahnya dengan ujung lengan kemejanya, lalu memakainya kembali. Tapi sayangnya teleponnya tidak kunjung di jawab.

 

“Hai, dokter Park. Ini Cho Kyuhyun. Dan aku akan sangat menghargai jika kau meneleponku sesegera mungkin. Terima kasih.” Katanya meninggalkan pesan untuk dokternya seraya terus berjalan mondar-mandir dengan panik.

 

Akhirnya Kyuhyun berhenti mondar-mandir. Ia meletakkan ponselnya di atas wastafel dan menumpukan kedua tangannya di pinggir meja wastafel. Sejenak ia menatap ke cermin, memandang kebingungan yang tergambar jelas di wajahnya, sebelum kemudian menundukkan kepalanya dan menghembuskan napas. Mencoba berpikir.

 

~+~+~+~

 

Sepuluh menit kemudian Kyuhyun memutuskan untuk keluar. Dengan langkah pelan dan hati-hati ia menuruni tangga. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri mencari Sungmin, dan segera menemukan pemuda manis itu di dapur. Sepertinya dia sedang membuat sesuatu.

 

Kyuhyun berdiri di dekat meja makan dan terdiam sejenak, nampak ragu.

“…Sungmin?” Ia mencoba memanggilnya.

 

Pemuda manis itu menghentikan tangannya yang sedang mengaduk adonan di dalam sebuah baskom besar dan menoleh. “Hei,” jawabnya. Sambil memeluk baskom besar di tangannya ia berjalan keluar dari dapur, berdiri di ambang pintu dapur dan menunjukkan baskom besar di tangannya pada Kyuhyun sambil berkata, “Kupikir kau mungkin lapar, jadi aku membuatkanmu beberapa pancake.”

 

Kyuhyun mengamati Sungmin dengan wajah tegang, lalu hanya menganggukkan kepalanya dengan berbagai ekspresi yang sulit dijelaskan. Bingung, ketakutan, senang, tidak percaya. Semua melebur menjadi satu. Sosok yang sedang berdiri di depannya saat ini, wajah dan semua hal yang ada pada dirinya itu, begitu mirip dengan Sungmin yang ia karang, bahkan dia menjawab ketika Kyuhyun mencoba memanggilnya dengan nama Sungmin.

 

Dia Sungmin, di satu sisi Kyuhyun mempercayai itu. Tapi di sisi lain ia tidak mau mempercayainya. Sungmin adalah imajinasinya, seseorang yang ia karang. Tidak mungkin tokoh karangannya tiba-tiba menjadi kenyataan dan berada di rumahnya, bukan?! Rasanya Kyuhyun ingin sekali membenturkan kepalanya ke tembok sekeras mungkin hingga ia terbangun dan mengatakan bahwa ia hanya bermimpi.

 

Tapi ini terasa begitu nyata. Sosok manis itu benar-benar berdiri di depannya. Memandangnya dengan heran. Dan bertanya padanya, “Ada apa?”

 

“Tidak,” jawab Kyuhyun, menggelengkan kepalanya dan menyilangkan ke dua tangannya di depan dada dengan gugup. “Tidak ada.”

 

Kemudian Kyuhyun teringat sesuatu. Ia beringsut mendekati laci kabinet di dekat tangga dan membuka salah satu lacinya, laci tempatnya menyimpan barang-barang aneh yang tiba-tiba muncul di rumahnya atau dibawa oleh anjing kecilnya. Ia mengambil sebuah celana dalam sexy berwarna pink dan menunjukkannya pada Sungmin.

 

“Apa ini milikmu?” tanyanya.

 

“Ya, tentu saja,” Jawab Sungmin seraya memandang Kyuhyun dengan bingung. “Memangnya punya siapa lagi?”

 

Kyuhyun menatap celana dalam sexy berwarna pink yang dipegangnya, lalu memandang Sungmin dan mengerjap tidak percaya. “Oh Tuhan,” gumamnya.

 

Sungmin mengernyit menatap Kyuhyun.

“Apa kau kencan dengan orang lain?” tanyanya kemudian, curiga.

 

“Tidak,” Kyuhyun menggelengkan kepalanya, masih menunjukkan celana dalam sexy berwarna pink di tangannya itu ke udara. “Tidak… aku tidak berkencan dengan siapa pun selain dirimu,”

 

Sungmin hanya mengernyit, menatap seolah Kyuhyun aneh. Sambil meletakkan celana dalam sexy berwarna pink itu kembali ke dalam laci, Kyuhyun melangkah mundur perlahan seraya berkata, “Bisa aku permisi sebentar?”

 

Dan sebelum Sungmin mengatakan apa pun Kyuhyun sudah berlari kembali ke lantai dua. Kyuhyun berlari ke ruang kerjanya dan bersembunyi di kolong mejanya. Dengan panik ia menghubungi kakaknya yang pasti sedang berada di kantor saat ini. Mungkin sedang rapat.

 

“Ingat bagaimana appa bilang aku punya imajinasi yang berlebihan?” Ia berkata dengan suara pelan ketika Donghae mengangkat teleponnya dan sesekali melirik ke arah pintu, seolah takut Sungmin akan mendengarnya.

 

“Tunggu, apa kau bilang Sungmin ada di rumahmu?”Suara Donghae terdengar bingung di ujung telepon.

 

“Aku mulai melihatnya lagi pagi ini,” Kyuhyun berkata dengan panik dan ketakutan. “Ini seperti film Harvey, kecuali dia bukan kelinci raksasa. Sepertinya dia tak tahu jika dia adalah imajinasi. Dia pikir kami memiliki hubungan seperti dalam bukuku. Hal ini membuatku takut.”

 

Donghae diam sejenak di ujung telepon.

“Dengar Kyu,” katanya kemudian sambil memelankan suaranya. “Aku sedang di tengah rapat saat ini.”

 

“Tapi ini darurat,” Kyuhyun semakin panik dan ketakutan. “Aku mungkin akan kehilangan pikiranku.”

 

Donghae mendesah pelan di ujung telepon. Ia berbicara sejenak dengan rekan-rekan kerjanya, meminta mereka untuk menunggu sejenak, lalu berjalan menjauh. “Tak mungkin Sungmin ada di rumahmu… karena, dia tak nyata.” Katanya kemudian.

 

“Aku tahu secara objektif dia tak nyata, tapi kukatakan padamu…” kata Kyuhyun, menggerak-gerakkan tangannya di udara dengan gelisah. “…aku bisa melihatnya, aku bisa mencium baunya. Ketika dia menyentuhku, aku bisa merasakannya. Dia membuat pancake di dapurku. Pancake sungguhan!”

 

“Itu bagus,” Donghae mendengus tak percaya. “Kyu, aku sedang di tempat kerja. Aku di tengah-tengah rapat penting. Aku tak bisa menangani masalahmu sekarang. Dengarkan aku, aku ingin kau keluar dari rumah dan bertemu teman. Seorang teman yang tak bisa melihat teman imajinasimu. Jika ini masih berlanjut, kita akan bicara malam ini, paham?”

Kyuhyun terdiam sejenak, melihat ke berbagai arah dengan gelisah, takut Sungmin tiba-tiba akan muncul. “Baiklah. Aku akan menelepon seorang teman.” Katanya kemudian.

 

Kyuhyun menutup teleponnya dan merangkak keluar dari kolong meja. Sejenak ia berpikir, siapa yang akan ia telepon dan ajak keluar. Tapi kemudian ia merasa tidak yakin. Karena phobianya terhadap keramaian dan kemampuannya yang payah untuk berintaraksi dengan orang lain membuatnya tidak memiliki banyak teman. Teman terbaiknya hanyalah kakak dan anjing kecilnya. Ia memeriksa daftar kontak di ponselnya dan melihat beberapa nama yang ia ingat, dan beberapa nama teman SMA-nya yang masih ia simpan.

 

Ia memilih satu nama dan menekan tombol call. Tidak lama teleponnya dijawab.

“Hei, ini Kyuhyun,” katanya.

 

Ia terdiam sejenak ketika temannya itu tidak mengenali suaranya.

“Cho Kyuhyun. Dari SMA yang sama dulu,” Sejenak ia mengintip dari permukaan mejanya, memastikan tidak ada Sungmin di ruangan ini.

 

Lalu ia menarik laci mejanya sambil mendengarkan perkataan temannya yang sedang berbicara di ujung telepon. “Ya, penulis itu,” katanya seraya memeriksa isi lacinya, mencari sesuatu. “Ya, kita sekelas saat kelas tiga. Aku duduk di sebelahmu.”

 

Tangannya terhenti ketika menemukan sebuah kertas memo berwarna pink. Ia menatap kertas memo yang hanya berisi sebelas digit angka itu dan segera teringat, ini adalah kertas yang diberikan oleh gadis yang berkenalan dengannya di pesta Kangin tempo lalu.

 

“Sebenarnya, aku harus pergi.” Kata Kyuhyun seraya menatap kertas memo itu, lalu menutup teleponnya.

 

~+~+~+~

 

Dengan langkah pelan dan hati-hati Kyuhyun berjalan mengendap-endap menuruni tangga. Menoleh ke kanan dan kiri, dan hampir terpeleset mainan Scotty yang tergeletak di lantai. Ia mengedarkan pandangannya lagi ke seluruh ruangan dan menghela napas lega ketika tidak dilihatnya Sungmin di mana pun. Setelah merasa aman Kyuhyun kembali berjalan mengendap-endap, dan dengan pelan-pelan pula ia mengambil kunci mobil dan dompetnya dari meja nakas.

 

Namun saat Kyuhyun baru beberapa langkah, berjalan pelan-pelan menuju pintu, tiba-tiba Sungmin muncul di puncak tangga. Ia telah berganti pakaian, tampak rapi dan manis. “Mau kemana kau?” tanyanya, membuat Kyuhyun terkejut.

 

Seperti anak kecil yang tertangkap basah oleh ibunya saat hendak pergi main, Kyuhyun terdiam sejenak. Ia menggenggam kunci mobil dan dompetnya, dan menatap Sungmin dengan ketakutan. “Keluar.” Jawabnya pelan, namun cukup terdengar oleh Sungmin.

 

“Kemana?” tanya Sungmin seraya berjalan turun.

 

“Ke toko.” Jawab Kyuhyun. Sambil menatap Sungmin, ia berjalan mundur pelan-pelan menuju pintu.

 

“Untuk apa?”

 

“Membeli beberapa barang.”

 

“Boleh aku ikut?”

 

“Tidak.”

 

“Kenapa tidak?”

 

“Karena…”

 

Kyuhyun terdiam saat punggungnya menabrak pintu. Ia menggenggam semakin erat dompet dan kunci mobil di tangannya seperti orang bodoh. Wajahnya kian tegang ketika Sungmin berjalan semakin mendekatinya.

 

“Kumohon?” pinta Sungmin.

 

“Tidak.” Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

 

“Kumohon?”

 

~+~+~+~

 

Kyuhyun mengendarai mobilnya dengan tegang. Sesekali ia melirik ke samping, pada Sungmin yang duduk di kursi penumpang. Namun ia langsung memalingkan pandangannya ke depan ketika Sungmin menyadari lirikannya. Ia tidak bisa menolak ketika melihat wajah pemuda manis itu terlihat sedih dan terluka karena penolakannya, dan pada akhirnya ia memperbolehkannya untuk ikut. Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara. Kyuhyun mengendarai mobilnya dengan ketakutan. Sementara Sungmin memandanginya dengan aneh, lalu memandang keluar jendela. Nampaknya pemuda manis itu merasa sedikit bosan dengan keheningan di antara mereka. Tapi sayangnya tidak ada satu pun yang berniat untuk memecahkan keheningan itu. Kecuali suara radio yang dinyalakan oleh Sungmin. Kyuhyun menoleh menatap Sungmin. Sejenak mereka saling bertatapan. Sungmin hanya tersenyum, dan Kyuhyun memalingkan pandangannya kembali ke depan, masih dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.

 

Kyuhyun meremas kemudi dan memandang jalanan di depannya. Ia bertanya-tanya di pikirannya, Apakah Sungmin benar-benar nyata? Atau ia memang sudah gila?

 

~+~+~+~

 

“Aku dengar akan ada festival film zombie di kuburan. Kau mau pergi? Kita bisa melakukan tembakan setiap kali seseorang digigit.” Sungmin berkata dengan riang seraya mengikuti Kyuhyun yang berjalan dengan cepat di sampingnya, mencoba mengajak pria bertubuh tinggi itu untuk bicara.

 

Kyuhyun menarik napasnya, mencoba menahan ketakutan dan kegelisahan yang sedang menderanya. Ia ketakutan ketika memikirkan jika Sungmin memang benar-benar tidak nyata dan ia hanya berbicara sendiri selama ini. Lalu hidupnya akan berakhir di rumah sakit jiwa.

 

“Baiklah,” kata Kyuhyun seraya mengancingkan kemejanya dan melirik sekilas pada Sungmin, berharap pemuda manis itu akan segera pergi dan tidak mengikutinya lagi. “Sampai jumpa.”

 

Yang perlu ia lakukan sekarang adalah bertemu dengan seorang teman yang normal, berbicara dengannya, memastikan dirinya juga masih normal. Dan tentu, memastikan apakah orang lain juga bisa melihat Sungmin atau tidak.

 

“Sampai jumpa? Mau kemana kau?” tanya Sungmin. Mengernyit memandang Kyuhyun dan masih terus mengikutinya.

 

“Kemana saja,” jawab Kyuhyun asal. Lalu ia segera membenarkan jawabannya. “Kona Beans café. Aku ingin bertemu teman. Aku takkan lama.”

 

Sungmin mendengus kecil dan menatap Kyuhyun dengan tatapan kecewa.

“Lalu apa yang harus kulakukan?”

 

Kyuhyun menghentikan langkahnya dan menoleh pada Sungmin yang juga ikut berhenti, masih menatapnya dengan tatapan kecewa. “Tetaplah di sini. Nikmati toko-toko ini. Aku akan segera kembali.” Katanya, lalu beranjak pergi meninggalkan Sungmin yang terdiam.

 

~+~+~+~

 

Ketika Kyuhyun tiba di Kona Beans café Min Ji telah menunggunya. Gadis itu duduk di luar café. Ia melambaikan tangannya dan tersenyum ketika melihat Kyuhyun. Kyuhyun menghampirinya dan duduk di seberangnya. Ia hanya memesan segelas air mineral ketika seorang pelayan datang. Pelayan itu masuk ke dalam café dan tidak lama kemudian kembali lagi dengan segelas air mineral, lalu meletakkannya di depan Kyuhyun. Kyuhyun berterima kasih. Dan ketika pelayan itu telah pergi Min Ji  mulai berbicara dengan senang.

 

“Ketika aku tak langsung mendengar darimu, kupikir…kau kehilangan nomorku. Setidaknya itu yang dikatakan teman sekamarku.” Gadis itu tertawa kecil sejenak dan menyeruput kopinya.

 

Kyuhyun memandangnya sambil menyilangkan tangannya di dada, mencoba menahan kegelisahan yang setiap kali muncul ketika ia berada di antara keramaian. Lalu ia menggelengkan kepalanya dan berkata, berusaha menjelaskan.

 

“Tidak, aku tak kehilangan nomormu. Sebenarnya, di malam aku bertemu denganmu…aku mulai menulis sesuatu, jadi…”

 

Min Ji tersenyum, menganggukkan kepalanya dengan senang. Lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap Kyuhyun sambil berkata, “Di malam kau bertemu denganku? Apa aku…” Ia berusaha mengatakan sesuatu, namun kemudian menggelengkan kepalanya dengan tersipu. “Lupakan.” Katanya sambil menunduk, tertawa malu.

 

Kyuhyun hanya memandangnya dengan heran. Namun kemudian Min Ji mengangkat kepalanya dan bertanya dengan malu-malu, “Apa aku…berada di dalamnya?”

 

Kyuhyun terdiam sejenak, sedikit mengernyit tidak mengerti.

“Aku tak bisa benar-benar bicara tentang hal itu.” jawabnya kemudian.

 

Min Ji tertawa kecil.

“Benar, tentu saja,” Katanya. “Tapi jika aku ada, apakah setelah keluar dari sini…apa kau akan mengatakan padaku karakterku siapa?”

 

Kyuhyun bengong sesaat dan akhirnya mengerti dengan apa yang sejak tadi dikatakan oleh gadis di depannya ini. Rupanya Min Ji mengira ia memasukkan dirinya ke dalam cerita barunya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan menjawab sambil mengernyit,

 

“Kau tidak ada di dalamnya.”

 

Min Ji menatap Kyuhyun dengan kesal. Lalu berkata dengan penuh harap,

“Benar. Tapi seandainya aku ada…?”

Kyuhyun berpikir sejenak.

“Akan kuberitahu kau.” Katanya kemudian, sedikit ragu.

 

Namun sepertinya jawaban itu sudah cukup membuat Min Ji puas. Gadis itu tersenyum senang dan menegakkan tubuhnya sambil berkata,” Keren. Mengagumkan.” Lalu ia tertawa sendiri, nampak puas sekali.

 

Kyuhyun memandangnya dengan aneh dan hanya diam. Ia menyesap minumannya dan membiarkan gadis itu terus berceloteh. Ia berusaha mendengarkan dan merespon setiap perkataannya dengan baik. Namun ketika gadis itu mulai mendekat dan menggodanya, ia menjadi ketakutan. Ketakutannya bertambah ketika ia melihat Sungmin datang. Ia memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak melihat Sungmin, dan berusaha menyeret-nyeret kursinya menjauh.

 

“Apa kau mau pergi ke suatu tempat?” Min Ji bertanya seraya ikut menggeser kursinya mendekati Kyuhyun.

 

Kyuhyun tidak menjawab dan terus menyeret-nyeret kursinya dengan panik saat Sungmin semakin mendekat hingga akhirnya berhenti di meja mereka. “Hai.” Sapa Sungmin tanpa senyum. Wajah manisnya merengut, terlihat kesal.

 

Kyuhyun masih berpura-pura tidak melihat Sungmin. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan sengaja berbicara dengan Min Ji. “Maaf, apa?”  katanya sambil berusaha tersenyum.

 

Merasa mendapat perhatian Min Ji tersenyum senang dan semakin berani.

“Apa kau mau pergi ke tempatku?” tanyanya, merayu.

 

Kyuhyun diam sejenak, berusaha mengabaikan Sungmin dan tatapannya. Ia bisa merasakan tatapan marah Sungmin. Dan ia juga bisa mendengar suaranya yang kembali menyapa dengan kesal, meminta perhatian, “Hai.”

 

Kyuhyun semakin ketakutan dan gelisah. Ia masih terus berpura-pura tidak menyadari kehadiran Sungmin. Berkata pada dirinya sendiri bahwa pemuda manis itu tidak nyata. Namun bagaimanapun ia berusaha, ia masih tetap bisa merasakannya. Terasa sangat nyata.

 

“Ada apa?” tanya Min Ji, memandang Kyuhyun dengan heran. “Apa aku mengganggu?”

 

Kyuhyun semakin gelisah.

“Kupikir…aku mendengar sesuatu.” Katanya, lalu mengibaskan tangannya ke udara seolah ingin mengusir sesuatu yang mengganggu. “Apa kau mau keluar dari sini?”

 

“Kyuhyun!” Sungmin memanggil dengan marah.

 

Menyadari sesuatu Min Ji menoleh ke samping dan nampak bingung.

“Apa kau kenal pemuda ini?” tanyanya kemudian pada Kyuhyun.

 

Sungmin berdiri di sisi Kyuhyun dan menoleh menatap Min Ji dengan marah.

“Ya, hai. Aku Sungmin, kekasih Kyuhyun.” Katanya memperkenalkan diri. “Kurasa kita belum pernah bertemu.”

 

Min Ji mengernyit sesaat, nampak bingung dan terkejut. Ia bergantian menatap antara Sungmin dan Kyuhyun. “Eumm…belum,” katanya. “Belum.”

 

Kehadiran Sungmin dan perkataannya yang mengatakan bahwa dia adalah kekasih Kyuhyun membuat Min Ji merasa canggung dan sedikit kecewa. “Aku Min Ji,” katanya lagi, memperkenalkan dirinya. Lalu dengan cepat menambahkan, “Aku baru saja akan pergi.”

 

Kyuhyun yang sejak tadi hanya diam, merasa terkejut. Ia mengerjap, menatap antara Sungmin dan Min Ji dengan tatapan tidak percaya. Tiba-tiba ia berdiri dan bertanya pada Min Ji dengan nada tidak percaya sambil menunjuk Sungmin yang berdiri di sampingnya,

 

“Kau bisa melihatnya?”

 

Sungmin mendengus dan menatap Kyuhyun dengan kesal.

“Ya, tentu saja dia bisa melihatku,” Katanya dengan marah, merasa tersinggung. Lalu ia menunjuk Min Ji yang nampak terkejut di kursinya. “Aku bisa melihatnya.”

 

Kyuhyun mengabaikan perkataan marah Sungmin. Ia masih mengerjap menatap Min Ji, masih tidak percaya bahwa gadis itu juga bisa melihat Sungmin. “Kau bisa melihatnya.” Katanya dengan nada tidak percaya seraya terus menunjuk-nunjuk Sungmin di sebelahnya.

 

Min Ji terkejut melihat tingkah laku Kyuhyun yang aneh. Tidak ingin membuat situasi menjadi lebih buruk, maka gadis itu mencoba membuat alasan agar bisa pergi dari tempat itu dan meninggalkan pasangan aneh ini sesegera mungkin.

 

“Apa ini? Apa Donghae hyung yang menyuruhmu melakukan ini?” tanya Kyuhyun masih tidak percaya seraya masih menatap Min Ji dan menunjuk Sungmin di sampingnya, berpikir mungkin gadis cantik itu disuruh oleh kakaknya untuk mengerjainya.

 

“Apa, kakakmu?” Kata Sungmin menatap Kyuhyun, merasa semakin kesal.

 

“Apa?” kata Kyuhyun menoleh pada Sungmin dan merasa terkejut karena ternyata Sungmin juga mengetahui tentang kakaknya.

 

“Baiklah, Sungmin ssi. Senang bertemu denganmu. Dan Kyuhyun ssi, selamat menulis.” Min Ji tersenyum dan mengedipkan satu matanya pada Kyuhyun sebelum ia pergi. Dan itu membuat Sungmin semakin marah.

 

Seraya menunjuk Min Ji yang telah pergi Sungmin berteriak marah pada Kyuhyun,

“Siapa itu?! Kyu, siapa itu?!”

 

Namun sementara Sungmin sedang marah-marah, Kyuhyun justru sedang sibuk menghentikan seorang pelayan yang lewat. Ia menarik pelayan itu mendekat dan memutar tubuhnya menghadap Sungmin. “Kau bisa melihatnya?” tanyanya pada pelayan itu seraya menunjuk wajah Sungmin.

 

“Bisa melihatku? Tentu saja dia bisa. Semua orang bisa melihatku. Aku bisa melihat mereka!” Sungmin berteriak dengan marah.

 

Pelayan itu memandang dengan heran ketika Kyuhyun memegang tangannya dan mengangkatnya untuk menyentuh Sungmin. Sungmin menundukkan kepalanya, menepis tangan pelayan itu dan berteriak semakin marah,

 

“Berhenti!”

 

Pelayan itu menarik tangannya dari Kyuhyun dan menatapnya semakin heran.

“Ada apa denganmu, bung?” katanya seraya menggelengkan kepalanya lalu beranjak pergi.

 

Kyuhyun hanya mengerjap, terkejut bercampur takjub. Ketika kemudian dengan sangat marah Sungmin menyiram wajahnya dengan segelas air mineral miliknya, akhirnya ia baru benar-benar sadar bahwa Sungmin benar-benar nyata. Bukan produk imajinasi yang tidak bisa dilihat oleh siapa pun. Semua orang bisa melihatnya!

 

Saat Sungmin beranjak pergi dengan marah, Kyuhyun baru tersadar dari ketertakjubannya.

“Tidak. Sungmin!” Katanya.

 

Lalu ia segera berlari mengejar Sungmin.

“Sungmin!” panggilnya.

 

Namun Sungmin tidak mau berhenti. Ia justru berlari sambil menangis.

“Menjauh dariku!” Serunya marah. “Pergi!”

 

Kyuhyun berhasil mengejar Sungmin dan menangkap tangannya, membuat pemuda manis itu berhenti berlari. Namun Sungmin menepis tangannya dengan kasar, mendorongnya hingga hampir terjatuh, lalu kembali beranjak pergi dengan langkah cepat. Kyuhyun kembali mengejarnya.

 

“Sungmin, kumohon, dengarkan aku.” Katanya seraya memegang bahu Sungmin dengan kedua tangannya, menahannya agar tidak pergi lagi.

 

“Lepaskan! Berhenti!” Kata Sungmin meronta. Wajah manisnya telah basah oleh air mata.

 

“Tenang, Sungmin. Dengarkan aku.” Kata Kyuhyun melepaskan tangannya dan berusaha membujuk Sungmin.

 

“Menjauh dariku!” Seru Sungmin menangis dengan marah, seraya memukul Kyuhyun dengan kesal.

 

Pertengkaran mereka menarik perhatian beberapa orang di jalan. Seorang pria tua keluar dari mobilnya dan bertanya pada Sungmin, “Hei, kau tidak apa-apa? Kau ingin aku memanggil polisi?”

 

Kyuhyun dan Sungmin menoleh pada pria tua itu. Sungmin mengusap air mata di wajahnya, lalu menjawab seraya menatap Kyuhyun dengan marah, “Tidak, terima kasih. Dia hanya menjadi brengsek.”

 

“Kau yakin?” tanya pria tua itu lagi, memastikan.

 

Sungmin menoleh pada pria tua itu dan menarik napas sesaat, berusaha mengendalikan emosinya.

“Ya. Terima kasih, aku baik-baik saja.”

 

Pria tua itu mengganggukkan kepalanya lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Kyuhyun menoleh, memperhatikan saat mobil pria tua itu melaju pergi meninggalkan mereka. Lalu ia menoleh pada Sungmin yang sedang berusaha menenangkan dirinya.

 

“Sungmin.” Panggilnya.

 

“Pergi!” Kata Sungmin tanpa menoleh dan menyibak rambut cokelatnya. “Tuhan, seharusnya aku tahu. Kau bertingkah seperti orang aneh.”

 

Perlahan, Kyuhyun mendekati Sungmin diam-diam. Dan ketika pemuda manis itu tidak menyadarinya, ia mengangkat tubuh Sungmin dan menggendongnya di bahunya. Seketika Sungmin berhenti bicara dan terkejut.

 

“Berhenti! Lepaskan aku!” Kata Sungmin meronta di bahu Kyuhyun. “Lepakan aku! Atau aku akan teriak!”

 

Namun Kyuhyun tidak peduli. Ia tetap menggendong Sungmin di pundaknya dan membawanya lari dengan bingung. Sungmin terus berteriak dan ia semakin bingung harus berbuat apa. Ia berlari memasuki sebuah gang yang sepi dan menurunkan Sungmin dari bahunya. Ketika Sungmin hendak berteriak lagi, dengan panik ia segera menutup mulutnya dengan satu tangannya.

 

“Sungmin, Hentikan!” Katanya. Namun ia segera melepaskan tangannya dan meringis kesakitan ketika Sungmin menggigit jari-jarinya. “Aauw, jangan menggigit!”

 

Lalu ia menangkupkan kedua tangannya di wajah Sungmin. Melihat Sungmin kembali menangis membuatnya merasa semakin panik. “Dengarkan aku,” Katanya mencoba menjelaskan. “Ada banyak hal yang baru di sini, lebih dari yang bisa kuberitahukan kepadamu. Aku mengalami kesulitan memproses semuanya, mengerti?”

 

“Kalau begitu ceritakan padaku,” kata Sungmin disela isak tanginya. Ia menatap Kyuhyun dengan sedih. “Jangan kencan dengan orang lain.”

 

Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak berkencan dengan orang lain.”

 

“Apa yang terjadi denganmu?”

 

“Entahlah. Maafkan aku. Aku hanya mengalami kesulitan… membungkus kepalaku dengan realitas situasi ini,” Kyuhyun berhenti sejenak. “Bahwa kau ada di sini. Bahwa kau…nyata.”

 

Kyuhyun menatap Sungmin dengan takjub, seolah tidak percaya. Merasakan helaian rambut cokelatnya yang lembut ketika ia membelainya. Merasakan bibir plump yang lembut ketika ia menyentuhnya dengan jemarinya. Sosok di depannya ini terasa hangat. Sosok yang benar-benar nyata.

 

“Ini sangat menakjubkan.” Gumam Kyuhyun, merasa sangat bahagia.

 

Sungmin berhenti menangis. Ia hanya diam dan menatap Kyuhyun selama beberapa lama, sebelum kemudian ia tersenyum mendengus. “Apa?” tanya Kyuhyun.

 

Sungmin mendekatkan wajahnya pada Kyuhyun, menempelkan dahi mereka.

“Cium aku, bodoh.” Katanya. Lalu ia memejamkan matanya, menunggu ciuman dari Kyuhyun.

 

Kyuhyun terdiam selama beberapa lama, menatap Sungmin lekat-lekat. Ketika kemudian, dengan perlahan ia mendekati wajah Sungmin dan menempelkan bibirnya pada bibir plump Sungmin ia mengerjap senang, merasakan bahwa bibir yang baru saja diciumnya adalah nyata. Ia bisa merasakannya. Sangat lembut dan hangat. Sungmin membuka matanya, dan Kyuhyun tersenyum bahagia sebelum kemudian ia menciumnya lagi. Kali ini lebih lama.

 

Tbc

49 pemikiran pada “In a world of my own / No. 2

  1. bingung dechh..apa ming itu benar2 nyata, atau hanya khayalan kyu saja..
    tp itu benar2 nyata, ming kekasih kyu dan bukan imajinasi semata..
    apa kyu pnya suatu penyakit pelupa..hah
    apapun itu kyumin kyumin..

    malem ini joyer happy dah, setelah selesai TTM yakin dech kyumin+hyuk dinner..hyuk modus kkkk

    di tunggu kelanjutannya..fighting^^

  2. Ah…
    Ming udah muncul 😀
    Yang jadi pertanyaan sekarang itu serius atau cuma halusinasinya Kyuhyun O.o
    Apapun terserah yang penting nantu bersatu kyuminnya 😀
    Oke!
    Ditunggu lanjutannya yah eon 😀

  3. Annyeong ,, aku numpang baca yaa … Dan sekaligus aku review nih …. Ceritanya bagus , bikin penasaran ‘-‘ …. Tapi sumpah aku masih bingung ama sosok sungmin ,, yang kali ini sungmin nya nyata atau engga ??? Terus yang sebelumnya di kolem renang itu nyata atau engga ??? Masih bingung ‘-‘ .. Di tunggu chapter selanjutnya ya .. Kee write fighting

  4. Kyu ketakutan karna bingung Ming yg cuman imajinasi malah muncul jd nyata, dia pkir cuman dia yg bsa ngeliat Ming tp trnyata org2 jg bsa. Kyu bahkan trus2an bertanya dgn org2 ap bsa ngeliat Ming smpe bkin Ming marah n nangis. Tp akhirx pas tau Ming nyata Kyu senang bgt

  5. ini sangat menakjubkan…serius! wah sangat…aku suka sekali dgn chap ini…
    sangat lucu saat kyuhyun sampai harus sembunyi di kolong meja karena saking shoknya dia.
    juga saat penemuan lingerie dan celana dalam sexy itu…
    bgaimana ceritanya Ming bisa menjadi nyata begitu…hanya author Tuhan dan Kyu yang tahu…oh,mungkin juga donghae(?)…

  6. Kyaaaa tokoh imajinasi Kyu ~SungMin~ muncul…
    Tapi dr mana dia muncul…
    Dan membuat Kyu kebingungan kyk gtu…
    Lucu pz Kyu ampk nanya2 orang apa ntu orang bisa liat Ming…
    Ming bikin penasaran oarng..
    gmn reaksi Hae stlah tau tokoh imajianasi Kyu sekarang jadi nyata…
    Lanjuuuutttt…

  7. Bingung sama jalan ceritanya. kok ming jadi nyata? jadi selama ini ming hidup dimana? soalnya kyu kayak gak percaya apalagi dia sampai ketemu sama minji buat membuktikkan ming nyata apa enggak.

  8. ocidaaaaakkk, min eon aku ngakak sendiri ini baca pas part di cafe itu xDxD
    sedih banget semalem gak bisa langsung baca pas di fb di update, abis tiba2 gak bisa buka wp nya 😦
    dan sekarang, kyaaa!
    seru seru, hwahahaha, kyu udah kek orang gila aja awalnya. Tapi, ahhh~
    gak bisa komen apa2 lagi, semangat buat lanjut aja deh 😀
    semangat juga yaa lanjutin ff yang lain 😉

  9. Aigooo itu Ming beneran nyata atau memang cuma khayalan aja neh?

    Wkwkwkw lucu banget liat Kyu ketakutan dan frustasi gitu gra2 liat Ming, sampe2 Ming marah ke dia gra2 sikap Kyu yang aneh..

    Semoga Ming beneran nyata dan bukan cuma tokoh khayalan Kyu deh ^^

    ditunggu kelanjutannya..

  10. eeh… jgn bilang kyu udah bener2 gila #plaak
    tp ming beneran nyata atw cuma halusinasi akutnya kyu~
    yah… mudah2n kyumin ttp bersatu

  11. haha, ini keren eon~~~
    ini akhirnya ngga kaya ‘Say it just dream please’ kan eon?
    bingung sih, penasaran juga.. hehe

    semangat eon!
    o iya, mr.perfect nya di lanjut dong eon~ hehe..

  12. Uwooo.. SungMin benar2 sudah hadir dikehidupan KyuHyun. Sekarang dia bukan imajinasi kyuhyun lagi . Tapi bagaimana bisa itu terjadii??

    Sepertinya sungmin malah santai2 saja, seperti sudah terbiasa dengan Kyuhyun. Tapi kyuhyunnya merasa anehh..

    Seremmm juga sih, tapi kerennn!!
    Kkkk~

    Tingkah Eunhae bikin ngakak dohh.. Pasangan satu ini ngelucu aja.

  13. itu halusinasi atau beneran y? pencukur pink, boxer pink, lingerine, etc kuncul dan selanjytnya Ming muncul. Kyu ketakutan di awal krn kemunculan Ming, sampe2 dia menemui teman sma untuk membuktikan orang lain bisa ngeliat Ming atau tidak. dan ternyata Ming memang nyata. Kyu pun tidak takut lagi. tp ini beneran nyata atau tidak y?
    lanjutkan Min-ah, semangat!!!

  14. Henry anak haehyuk ya..
    Haha dikira kyu pnya barang” kyk gitu.. Pink lagi xD
    😀 g kebayang gimana ekspresi kyuhyun ngliat sungmin muncul beneran.. Haha dipengen poto 😀 XD
    kyu takut dikira gila terus ngejauh dari min .. Emng ming dikira setan ga bisa diliat ?
    Haha lucu bgt! aq bca kyuhyun yg terus ngehindar dari min kyk gitu. Uwoo udh sekali nyium pengen lagi..
    Mantep ya kyu bibir min?? Bagi2 dong XD #ditampar kyu

  15. bukannya mo ikutan g prcya sma kyu.. tp gmn mgkin gt sungmin tba2 ada d dlm rmh nya kyu dam sdh jd kksihnya???? kcuali klo mreka bru prtma klo ktemu dan blm slong knal mgkin bsa jdi sbnrnya sosok sungmin itu ada cma kyu bru nmu kbradaannya.. mo nyngkal sungmin itu g nyata,, tp trnyta sma org bsa lyt sungmin..
    mngknkh ini sungmin yg kluar dr dunia imjnasinya kyu ato mlh kyu yg msuk k dunianya sungmin??
    kyknya kyu prlu bngt cba knalin sungmin k donghae sma dokter park,, biar ngga dianggap gila..

  16. kyaaaa…beneran??
    Sungmin beneran? nyata? manusia?asli??? seriusan???
    kyaa,semoga aja beneran klo ini semua cuma mimpi kyu, dia pasti nelangsa bgt..
    wkwk..lucu pas bagian kyu-nya nanyain ke orang2 apa bisa ngeliat sungmin…kasian sungminnya udah nangis gitu, tp wajarlah klo kyu pikir ming cuma khayalannya dia,

  17. Wow….
    amazing…
    klo q jadi kyuhyun q juga bakal ketakutan setengah matilah…

    bisa bayangin perasaan Kyu.. dan ketika Sungmin benar-benar nyata… tentu saja kyuhyun bahagia..
    aaaiishhh scene terakhir bener2 bikin senyum2 malu…
    njiiirrr ini keren…

    tapi q masih bingung… dan mungkin kyuhyun juga…
    bagaimana bisa sungmin muncul??
    apa ini cuma mimpi???

  18. eeehh? Kok bsa Ming jd NYATA? GMNA CARANYA? Kok ak jd bingung? Jangnkan Gyu ak aj bingung deh>< apa mimpi Gyu jdi nyata? Ata selma ini Gyu hilang ingatan? Aishhhhh bingung dehhh.. Okeeeeee di tunggu lanjutannya aja dah.. Blum apa2 Ming udah minta kissue*blussing*

  19. Min Sae….gomawo for tag…maaf baru sempetin baca…aku bnr2 nyolong2 waktu…..
    Ah, ini keren!
    ga cuma Kyuhyun, aku aja bingung bagaimana mungkin Sungmin bnr2 nyata….
    hmmmm, andai KyuMin muncul di fic yg aku tulis…hahahahahaha
    jadi berimajinasi gitu dehhhhh…
    Sungmin tersinggung ya, wajar banget sih, tapi kepanikan Kyuhyun juga bs dimaklumi
    oke, dilanjut ya say…
    Thanks for sharing 🙂

  20. diawal agak kesal sih kyuhyun terlalu parno ampek ming marah”..
    kan kasihan ming ga tau apa”..
    pasti kyuhyun binggung datngny ming drimana?
    termasuk saya #plak x)

    Hhehe, ditunggu next chap n Mr. perfectnya.. (y)

  21. Aku telat baca maaf kak min baru ada waktu baca TT__________TT
    Dan awwwww aku suka pas kyuhyun mencium Sungmin asdfghjkl aku sukaaaa ;;~;;
    Dan aku masih penasaran bagaimana kyuhyun bisa jadi seperti itu… Apa dia kena amnesia kkkkkk~
    Lanjut yak kk, semangat °\(^▿^)/°

  22. Tu bnrn sungmin? Klo sungmin bnrn nyata trus slama ni kyu knp?
    Hadeh, saya jdi bingung.. Rsa-y prcy gak prcy..
    Lanjut thor biar kita” gak nambah penasaran..

  23. Hahaha…
    Suka karakter Donghae, sejak chapter pertama.
    HaeHyuk sering menjadi couple adem ayem ya kalau jadi slight couple gini. Konfliknya fokus di KyuMin. It’s ok.

    Balik ke ff. Jadi Sungmin adalah nyata. Berarti ada yang tidak beres dengan Kyu. Dia mencampur adukkan kenyataan ke dalam halusinasinya. Punya kekasih seperti ini bisa sangat membingungkan. Bahkan menyakitkan. 😦 *puk puk Sungmin*
    Resiko berkekasih penulis eksentrik.

    Okay, ditunggu titik terangnya di chapter 3. Thanks for shared.
    Btw setelah kulihat2 aku belum baca Mr Perfect chapter 10, rasa-rasanya. Pengen buka fb ngirim msg minta pw kok berat sekali. Huhuhu…. Tidak bisakah via wa???? Hohoho….

  24. Jadi sungmin itu nyataaa? Tapi kok bisa siih @,@ slama ini sungmin tu pacarnya kyu? Sungmin nyata gak sihhhh hueee Dx lanjut eon penasaran banget ini aku nyaaaa

  25. Itu sungminnya beneran ad ???
    Sungminny beneran nyata ????
    Bahkan semua orang bisa liat ming????
    Kyu bukn lg menghayal kan ????
    Semoga memang real…
    Karena kyu bahagia beneran….
    Hal ini nyata … semoga…

    Lanjut min kecil….

  26. Oke aku sampe baca ulang genrenya xD ternyata ada fantasy

    Kemunculan sungmin yang tiba2! Wah!
    Apa yg kita karang muncul ke dunia nyata, 😐 aku bisa2 pingsan ga bangun2 kalau begitu x_x

    But yeah~ sungmin has come \( ˙▿˙)/ kyu jd akan punya temen ~ xD

    Kasian minji gimana2 ._.

  27. Klo Min itu benar nyata dan dia kekasih kyu hrsnya haehyuk tau kan??tp ini mereka ga tau…-.-”
    Sptnya kyu mmg bermasalah ^^’

Tinggalkan Balasan ke rithagaemgyu137site Batalkan balasan